Minggu, 08 Desember 2019

Seleting Langsung Ketat Karna Me-Lirik Badan Tante Liana Yang Seksi

Seleting Langsung Ketat Karna Me-Lirik Badan Tante Liana Yang Seksi


Namaku Liana, saya pertama kali berbicara tentang ceritanya hari ini, saya berusia 18 tahun, dan saat ini tercatat sebagai mahasiswi sebuah universitas swasta ternama di Jakarta.

AGEN POKER - Ini adalah cerita dewasa panas yang paling seru. Datang dari rumah keluarga yang rusak, kedua orang tua saya yang sebenarnya bercerai sejak saya berusia 6 tahun. Saya tinggal dengan ayah saya, cerpen sampai suatu hari dia mendapat masalah di luar negeri dan kemudian saya tinggal di rumah teman saya yang menjadi teman baik ayah saya juga, sedangkan teman masa kecil saya sekarang dia kuliah di Malang, sebulan sekali dia baru pulang, , Ibu teman saya dan pembantu wanita yang baik juga bodynya.

AGEN TARUHAN POKER - Ibu teman saya sangat seksi dan cantik meski berusia 32 tahun, Hampir setiap hari saya melakukan masturbasi karena ga tahan terhadap gejolak seks untuk melihat keramahan tubuh ibu teman saya, sampai akhirnya muncul.

AGEN DOMINO QQ - Setelah 3 minggu saya tinggal bersama mereka, timbul nafsu saya untuk bercinta dengan ibu teman saya. Bagaimana tidak terangsang untuk melihat wajah cantik orang dewasa dan menarik serta tubuh seksi yang luar biasa (mungkin karena pergi ke senam). Setiap ibu temanku mandi, aku selalu meluangkan waktu untuk mengintipnya. Sambil mengawasiku masturbasi ke titik di mana semprotanku ada di lantai tempat aku mengintip.


Di situlah setiap hari saya melakukan aktivitas ini tanpa takut tertangkap oleh ibu dan saudara perempuan dan asisten saya. Terkadang jika saya tidak punya waktu, saya tidak membersihkan jejak saya karena takut ibu teman saya datang lebih dulu. Saya tidak tahu dia sadar akan hal ini atau tidak, tapi yang pasti sampai 3 minggu ini masih aman.

Pagi harinya ibu temanku menyiapkan sarapan untukku, aku duduk di meja makan sambil menunggu sarapan tiba. Saat itu pembantu sudah berangkat ke pasar. Saya melihat ibu teman saya hanya mengenakan celana dalamnya, sedangkan bagian atas dia hanya mengenakan kaus oblong, jadi tonjolan dadanya terlihat satu kali. Mungkin dia tidak nyaman berpakaian jadi karena seluruh rumah biasanya hanya wanita, tapi saya yang melihatnya membuat jantungku berdegup kencang dan darah mudaku mendesis. Terutama sarapan yang saya makan kebanyakan menambahkan libido, jadi loftier saya semakin tinggi.

“Say .., celana kamu kenapa ..?” Dia bertanya.

Memang pada saat itu batang ketegangan saya tumbuh sekali terlihat dari luar celana. Saya sangat terkejut bertanya, gelas yang saya minum tumpah, keberuntungan tidak pecah.

“Kalau kamu minum perlahan dong, sayang ..” katanya sambil mendekati aku dan menyeka tumpahan air di bajuku.
Begitu dia mendekat, aku merasa sudah cukup. Aku langsung berdiri dan memeluknya dan mengisap lehernya. Pada saat itu otak saya mendung dan tidak peduli apa

“Katakan, tidak … aku ibu temanmu ..” hanya itu yang dia katakan, tapi dia tidak berkelahi sedikit, malah biarkan aku membuka bajunya agar tubuhnya yang cantik itu terlihat.

AGEN CEME - Aku mulai membelai seluruh tubuhnya, payudaranya yang besar mengisap seperti saat aku masih bayi, dan tanganku digunakan untuk memijat payudaranya dan memeluknya.

Setelah itu daerah erotis lainnya saya langsung menikmati seperti dadanya, ketiak, sampai akhirnya saya duduk tepat di celana dalamnya. Saya melihat bahwa CD itu basah kuyup, lalu saya menarik CD ke bawah dan segera saya melakukan oral seks di lubang feminin wanita teman saya. Saat itu ada bau khas seorang wanita yang sangat tidak menyenangkan, namun baunya adalah bau paling indah yang pernah saya baunya karena nafsu saya telah memuncak.

Aku mencium permukaan kemaluannya saat lidahku menari di daerahnya yang paling sensitif, tindakanku membuatnya melompat seperti sengatan listrik.

“Cukup Roy, hentikan .. aah ..” katanya tapi tangannya terus menahan kepalaku tenggelam di selangkangannya, bahkan menahanku untuk terus menjilatnya.

Saat lidahku menjilat klitorisnya dengan lembut, tidak lama setelah tubuh ibu teman saya berputar keras, dan napasnya semakin kencang. Saya tidak peduli lagi dan terus menjilat alat kelamin teman saya yang menyembur cairan kental saat ia mencapai orgasme tadi. Aku mengisap semua cairan keluar, meski rasanya aneh di lidah tapi rasanya enak.

Lalu ibuku yang tampak lelah melepaskan kepalaku dan duduk di kursi makan. Saya segera berdiri dan melucuti pakaian saya. Dia tampak terkesan melihat pangkal paha besar saya dengan panjang sekitar 15 cm dan diameter 4 cm. Ketika saya mendekat, ibu teman saya mendorong saya jadi saya duduk di kursi makan dengan sisa energi lemasnya. Kupikir ibu temanku menolak dan akan marah, tapi dia langsung berlutut ke tangkai laki-laki saya. Mulutnya begitu dekat dengan pangkal pahaku tapi dia tidak mengatakan apapun. Saya yang tidak tahan langsung mendorong kepalanya ke arah batang pria saya.

AGEN CAPSA SUSUN - Ibu teman saya langsung mengisap senjata saya dengan penuh nafsu. Itu terlihat dari kuluman liar dan ritmisnya dan tangannya menggosok pangkal pahaku. Saat melakukannya, saya membelai rambutnya dan merasakan kenikmatan yang luar biasa, tak terukur dan tak terlukiskan. Sampai akhirnya saya merasa tidak bisa lagi, air saya muncrat di mulut ibu teman saya.

Dia segera memuntahkannya, dan kemudian membersihkan sisa-sisa air mani yang menetes di batang laki-laki saya dengan mulutnya. Melihat batang laki-laki saya masih tegang, dia langsung naik ke pangkuan saya dan membimbing burung saya ke sarang. Akhirnya tenggelam semua batang selangkangan saya ke dalam lubang senggamanya. Gila .., rasanya luar biasa. Meski saya sering camilan, tapi saya akui beban pemakaman ibu teman saya terasa lebih menakjubkan dari pada yang lain.

Dia mulai naik turun sambil menggosok tangkai jantanku saat dia memeluk kepalaku sehingga aku benar di sisi payudaranya. Itu kumanfaatkan untuk dinikmati di sekitar area dada.

AGEN JUDI KARTU - Akhirnya dia berada di puncak orgasme, dan langsung mengerang kenikmatan. Aku mulai terbebani dengan goyangan liar, dan akhirnya menyemburkan air mani untuk kedua kalinya di lubang senggamanya. Kami kemudian saling mencium sayang. Kemudian tanpa mengucapkan sepatah kata pun, ia langsung menuju kamar mandi dan membersihkan tubuhnya.

Pada waktu itu saya menyadari bahwa saya telah meniduri ibu teman saya sendiri, merasa bersalah karena segera menyerahkannya ke perguruan tinggi setelah dibersihkan, saat dia masih berada di kamar mandi. Saya tidak tahu apa yang akan saya lakukan dan bingung untuk menghadapi semua.
Read More

Minggu, 07 Juli 2019

Pengalaman Ngewe Dengan Istri Orang



Cerita Dewasa - Kisah ini bermula dengan persiapan kelahiran anak pertamaku. Isteriku, Nana, yang kunikahi hampir dua tahun lalu, akhirnya menjadi perempuan sempurna sebagai ibu yang melahirkan sendiri anaknya.

Namun, dengan pertimbangan belum berpengalaman melahirkan, ia ingin kedua orang tuanya, bapak dan ibu mertuaku, menemaninya selama proses kelahiran. Ringkas cerita, tempat tinggal pun kedatangan tamu. Untuk menghormati orang tua, kami menjemput pasangan itu. Tak ada kejadian istimewa ketika kami menjemput. Layaknya anak kepada orang tua, kami berusaha melayani sebaik-baiknya.

Sampai tibalah saatnya Nana meahirkan bayinya dan harus tinggal di rumah sakit bersalin, kerennya sih Rumah Sakit Ibu dan Anak. Dokter kandungan yang memeriksa isteriku menyatakan sebaiknya Nana tinggal di RS agar pemulihan kesehatan dan perawatan bayinya. Kami yang semula berempat terpaksa meninggalkan Nana di RS dan kembali ke rumah bertiga saja. Aku dan kedua mertuaku.

AGEN POKER -  Nah, ketika kami tiba di rumah, aku duduk di sofa sambil tidur-tiduran, Sementara mertuaku menyibukkan diri, berusaha kerasan di tempat anaknya. Bapak mertuaku tampak sibuk dengan buku teka-teki silang yang entah dari mana ia dapatkan. Ibu mertuaku pun menyambar koran dan duduk di kursi sebelah sofa di ruang tamu. Posisinya agak menghadap aku, dengan sofa dan kursi membentuk huruf L. Sofa tempatku berbaring adalah bagian atas L, dan kursi tempat mertuaku membentuk bagian bawah Fani.

Saat itu aku terserang kantuk sebenarnya. Jadi, aku bergeser ke samping dan membuka mata. Ibu mertuaku, namanya Fani, yang biasa ku panggil Mak Fani, kelihatan serius membaca koran sampai menutup wajah dan tubuh bagian atasnya. Maka aku hanya bisa melihat dia dari pinggang ke bawah. Saat itulah aku tersadar! Dia mengenakan salah satu rok lipit panjang, yang telah turun sampai ke lutut dan cukup longgar. Jelas, ketika ia duduk roknya naik sedikit di atas lutut dan agak longgar. Hal pertama yang aku lihat adalah sepasang betis yang memukau! Maksudku ramping dan cantik, seperti yang terlihat di sinetron TV itu! Inilah rahasia pertama yang aku temui pada Mak Fani.

Siapa yang mengenal Mak Fani, tidak akan pernah melihat bagian atas lututnya. Tapi kali ini mataku menjelajahi kakinya dan melihat bahwa cara ia duduk membuatku dapat melihat seluruh pahanya dengan jelas! Putih krem dan tampak sehalus sutera berlanjut hingga menghilang dalam kegelapan. Aku merasa penisku terjepit di celana! Aku tahu aku sudah kehilangan seks yang sehat, tetapi kaki dan paha perempuan akan membuat laki-laki berdarah merah menarik napas! Aku terus menatap kaki seksi itu dan mulai berfantasi apa rasanya berada di antara keduanya! Maksudku, ini adalah ibu isteriku dan ia membangkitkan birahiku!

AGEN TARUHAN POKER - Aku yakin dia tidak tahu apa yang sedang terjadi dan tak sadar membuatku terpesonaa. Dia masih sibuk dengan koran, jadi aku meringkuk, berusaha menyembunyikan penis kerasku ke dalam bantal. Tak lama kemudian aku mendengar dia memanggil nama aku lembut dan bertanya apakah sudah saatnya makan malam? Aku bilang akan segera bangun, tetapi dia mengatakan santai-santai saja, karena ia ingin berganti pakaian dulu sepulang dari RS. Dia bangkit pergi sementara aku menunggu penisku normal dulu agar bisa bergerak. Akhirnya aku sudah kembali normal dan berjalan ke dapur, melewati Pak Hasan, mertua Fani kiku yang masih tenggelam dalam TTS dan tidak menunjukkan tanda-tanda bergerak.

Karena tak memiliki pembantu dan memang piawai memasak, aku ke dapur menyiapkan makan malam untuk kami bertiga. Saat itulah aku mendengar Mak Fani masuk ke dapur, tempat aku menemukan rahasia kedua. Mak Fani telah berganti pakaian menggunakan celana kulot krem dan polo shirt berhias bordir . Aku tidak banyak perhatian langsung pada kulot karena polo shirtnya cukup ketat memamerkan sepasang payudara indah! Setidaknya berukuran 36, bulat dan penuh dan jauh lebih besar daripada milik anak-anaknya yang tiga orang perempuan semua itu.

AGEN DOMINO QQ - Desakan di celana mulai lagi ketika aku melihatnya bergerak di dapur. Aku harus berhati-hati menyembunyikan tonjolan penis ini.

Kami lantas mulai menyiapkan makanan dan aku tidak bisa apa-apa kecuali mengawasi goyangan buah dada setiap kali ia memotong sayuran. Namun gairah birahiku kian memuncak ketika pikiranku melayang kembali ke paha dan kaki yang terlihat beberapa saat sebelumnya. Aku berjalan ke tempat cuci piring untuk memeriksa apakah aliran airnya lancar. Saat aku menoleh bagian bawah aku agak terkesiap melihat bokongnya. Maksudku, itu tidak sebagus punya Nana, dan menunjukkan tanda-tanda setengah baya sedikit melebar, tapi tampak montok, bulat dan seksi. Dengan mudah aku membayangkan tanganku meremasnya!

AGEN CEME - Aku belum bisa percaya tergetar oleh Mak Fani, tanpa dia ketahui! Kami selesaikan sajian makan malam itu berdua: aku berusaha menyembunyikan penis keras, sementara Mak Fani tidak mampu mengalihkan mataku jauh dari gundukan yang merangsang! Pak Hasan segera bergabung dan kami cepat selesai memasak dan beralih di meja makan.

Aku tidak bisa mengambil risiko ketahuan, jadi mataku terus di piringku sementara kami bertiga mengobrol ringan. Aku selesai pertama dan bilang kecapekan serta berniat mandi langsung menuju tempat tidur.

Ketika aku membuka pakaian di kamar mandi, gambaran tubuh Mak Fani  memenuhi kepalaku. Penisku tegang setegang-tegangnya dan berdenyut saat aku menyabuninya. Pada gosokan kesekian pikiranku kembali membayangkan halus paha dan kaki Mak Fani, hingga aku meledak dalam getar orgasme luar biasa! Aku harus bersandar ke dinding ketika air maniku menyembur. Setelah itu aku cepat-cepat menyelesaikan mandi dan pergi tidur. Beberapa kali aku terbangun dan membayangkan mengisap payudaranya, membelai pahanya, mencengkeram bokongnya. Ketika aku melihat ke bawah batang di selengkanganku mengeras. Tak tahan, kembali aku beronani, kali ini di tempat tidur.

AGEN CAPSA SUSUN - Aku tertidur kembali dan ketika aku terbangun sebelah kamarku sudah dibanjiri cahaya dan jam kesukaan aku menunjukkan pukul 10 kurang sedikit. Aku duduk, perasaan seperti aku baru saja pergi tidur, dan teringat telah menghabiskan malam dalam gairah memuncak sehingga basah celana dalamku. Aku terhuyung-huyung ke kamar mandi. Bagaimanapun, Mak Fani tampaknya belum menyadari birahiku. Usai mandi, aku mengeringkan diri dan dengan penuh semangat bersiap-siap untuk kembali ke RS untuk melihat Nana. Aku mencium aroma kopi yang sedang diseduh di dapur dan mendatanginya. Mak Fani memanggilku dari ruang makan “Kamal, ya?” (Dia selalu memanggil aku Kamal, begitu tepat)

“Ya”, jawabku.
“Oh, bagus, dia berkata, Aku sedang menunggumu bangun. Bapak telah pergi keluar untuk sedikit untuk mencari beberapa buku TTS. Ia harus segera kembali dan kemudian kita akan pergi melihat Nana”

Aku bisa mendengar koran berdesir dan berpikir ia telah terjebak dalam hidungnya lagi. Aku memutuskan untuk pergi duduk di ruang tamu dan menangkap berita sebelum pergi. Kita hidup dan r. makan yang terbuka untuk satu sama lain dan aku sekilas melihat Mak Fani keluar dari sudut mataku, duduk di meja ruang dinning membaca koran Minggu. Ketika aku duduk di kursi aku menyalakan t.v. dan dibalik itu ke salah satu program Minggu pagi. Ketika aku menghirup kopiku Aku melirik Mak Fani, masih terpesona dalam membaca. aku agak terkejut melihat bahwa ia masih mengenakan gaun tidur sutra putih. Mak Fani  tua koq, pikirku, sampai aku membiarkan mataku melayang ke bawah. Dia telah menyilangkan kaki dan memperlihatkan sedikit bagian atas lututnya. Penisku mulai bergerak saat aku menatap kaki Mak Fani. Semua membuat aku tegang dan aku hanya duduk minum kopi sambil menatap kaki! Akhirnya aku memaksa bangun dan pergi dari dapur untuk meletakkan cangkir ke dalam bak cuci. Tepat ketika aku hendak pergi, Mak Fani berjalan dalam membawa piringnya ke tempat cuci piring.

Dia tersenyum sopan, dan bertanya “Apa mau berangkat sekarang?”

“Eh, Ya”, kataku, agak malu karena aku baru saja mengintipnya.

“Iya deh”, dia berkata, “Mak dan Bapak akan segera menyusul” dan memutar keran air untuk mencuci piring.

Aku hampir sampai ke pintu ketika ia memanggil namaku

“Kamal, di mana Nana menyimpan sabun?”

“Eh”, pikirku sambil berjalan kembali ke dapur, “Apakah Mak lihat di bawah bak cuci piring?”

Ketika aku masuk, aku melihat Mak Fani, satu tangan di bak cuci piring yang lain di pintu, agak sedikit membungkuk melihat ke kolong. Saat aku semakin dekat aku melihat bahwa dalam posisinya sekarang bagian depan bajunya memperlihatkan puncak-puncak payudaranya. Tampak seolah-olah buah dada itu seperti memberontak keluar dari kurungan. Payudaranya memang agak kendur, tapi ketika kondisiku sekian lama libur birahi, keduanya tampak sangat merangsang! Aku juga bisa melihat tonjolan putingnya dari baju Mak Fani. Penisku langsung keras saat aku melawan dorongan untuk mendekatkan wajahku di antara payudaranya!

Mak Fani menyadarkan aku ketika mengatakan “Nggak ada tuh Mal”

Aku segera mendekat untuk mencari sabun cuci piring. Beruntung aku menemukannya dan kami berdua berdiri lurus ke atas dengan Mak Fani melanjutkan mencuci, benar-benar tidak menyadari apa yang baru saja terjadi.

Kunjungan dengan Nana dan bayi berjalan dengan baik dan orangtuanya bergabung dengan kami setelah beberapa saat. Aku mengepalkan mata Mak Fani meskipun sendiri, merasa beberapa gejolak di selangkanganku saat ia melangkah masuk.

Mertuaku pulang lebih dulu, sementara tidak terlalu terburu-buru. Ketika aku rasa kunjunganku cukup aku memutuskan pulang untuk makan malam. Aku mencium Nana dan bayi dan segera pulang dan tidur. Sebenarnya aku memikirikan untuk mencoba siapa tahu Mak Fani dapat melepaskan birahiku yang memuncak.

Keesokan harinya, bangun tidur aku segera mandi pagi. Selanjutnya aku mengenakan celana pendek dan t-shirt berjalan ke dapur. Aku teringat Pak Hasan mertua laki-lakiku biasa jalan pagi-pagi dan pulang siang hari. Mungkin di rumah tinggal aku dengan ibu mertua. Lantas aku berjalan ke dapur untuk menemukannya bersandar di tengah ruang sambil membaca koran pagi.

Aku yakin dia tidak tahu apa yang sedang terjadi dan tak sadar membuatku terpesonaa. Dia masih sibuk dengan koran, jadi aku meringkuk, berusaha menyembunyikan penis kerasku ke dalam bantal. Tak lama kemudian aku mendengar dia memanggil nama aku lembut dan bertanya apakah sudah saatnya makan malam? Aku bilang akan segera bangun, tetapi dia mengatakan santai-santai saja, karena ia ingin berganti pakaian dulu sepulang dari RS. Dia bangkit pergi sementara aku menunggu penisku normal dulu agar bisa bergerak. Akhirnya aku sudah kembali normal dan berjalan ke dapur, melewati Pak Hasan, mertua Fani kiku yang masih tenggelam dalam TTS dan tidak menunjukkan tanda-tanda bergerak.

Karena tak memiliki pembantu dan memang piawai memasak, aku ke dapur menyiapkan makan malam untuk kami bertiga. Saat itulah aku mendengar Mak Fani masuk ke dapur, tempat aku menemukan rahasia kedua. Mak Fani telah berganti pakaian menggunakan celana kulot krem dan polo shirt berhias bordir . Aku tidak banyak perhatian langsung pada kulot karena polo shirtnya cukup ketat memamerkan sepasang payudara indah! Setidaknya berukuran 36, bulat dan penuh dan jauh lebih besar daripada milik anak-anaknya yang tiga orang perempuan semua itu.

Desakan di celana mulai lagi ketika aku melihatnya bergerak di dapur. Aku harus berhati-hati menyembunyikan tonjolan penis ini.

Kami lantas mulai menyiapkan makanan dan aku tidak bisa apa-apa kecuali mengawasi goyangan buah dada setiap kali ia memotong sayuran. Namun gairah birahiku kian memuncak ketika pikiranku melayang kembali ke paha dan kaki yang terlihat beberapa saat sebelumnya. Aku berjalan ke tempat cuci piring untuk memeriksa apakah aliran airnya lancar. Saat aku menoleh bagian bawah aku agak terkesiap melihat bokongnya. Maksudku, itu tidak sebagus punya Nana, dan menunjukkan tanda-tanda setengah baya sedikit melebar, tapi tampak montok, bulat dan seksi. Dengan mudah aku membayangkan tanganku meremasnya! Aku belum bisa percaya tergetar oleh Mak Fani, tanpa dia ketahui! Kami selesaikan sajian makan malam itu berdua: aku berusaha menyembunyikan penis keras, sementara Mak Fani tidak mampu mengalihkan mataku jauh dari gundukan yang merangsang! Pak Hasan segera bergabung dan kami cepat selesai memasak dan beralih di meja makan.

Aku tidak bisa mengambil risiko ketahuan, jadi mataku terus di piringku sementara kami bertiga mengobrol ringan. Aku selesai pertama dan bilang kecapekan serta berniat mandi langsung menuju tempat tidur.

Ketika aku membuka pakaian di kamar mandi, gambaran tubuh Mak Fani memenuhi kepalaku. Penisku tegang setegang-tegangnya dan berdenyut saat aku menyabuninya. Pada gosokan kesekian pikiranku kembali membayangkan halus paha dan kaki Mak Fani, hingga aku meledak dalam getar orgasme luar biasa! Aku harus bersandar ke dinding ketika air maniku menyembur. Setelah itu aku cepat-cepat menyelesaikan mandi dan pergi tidur. Beberapa kali aku terbangun dan membayangkan mengisap payudaranya, membelai pahanya, mencengkeram bokongnya. Ketika aku melihat ke bawah batang di selengkanganku mengeras. Tak tahan, kembali aku beronani, kali ini di tempat tidur.

Aku tertidur kembali dan ketika aku terbangun sebelah kamarku sudah dibanjiri cahaya dan jam kesukaan aku menunjukkan pukul 10 kurang sedikit. Aku duduk, perasaan seperti aku baru saja pergi tidur, dan teringat telah menghabiskan malam dalam gairah memuncak sehingga basah celana dalamku. Aku terhuyung-huyung ke kamar mandi. Bagaimanapun, Mak Fani tampaknya belum menyadari birahiku. Usai mandi, aku mengeringkan diri dan dengan penuh semangat bersiap-siap untuk kembali ke RS untuk melihat Nana. Aku mencium aroma kopi yang sedang diseduh di dapur dan mendatanginya. Mak Fani memanggilku dari ruang makan “Kamal, ya?” (Dia selalu memanggil aku Kamal, begitu tepat)

“Ya”, jawabku.

“Oh, bagus, dia berkata, Aku sedang menunggumu bangun. Bapak telah pergi keluar untuk sedikit untuk mencari beberapa buku TTS. Ia harus segera kembali dan kemudian kita akan pergi melihat Nana”


Aku bisa mendengar koran berdesir dan berpikir ia telah terjebak dalam hidungnya lagi. Aku memutuskan untuk pergi duduk di ruang tamu dan menangkap berita sebelum pergi. Kita hidup dan r. makan yang terbuka untuk satu sama lain dan aku sekilas melihat Mak Fani keluar dari sudut mataku, duduk di meja ruang dinning membaca koran Minggu. Ketika aku duduk di kursi aku menyalakan t.v. dan dibalik itu ke salah satu program Minggu pagi. Ketika aku menghirup kopiku Aku melirik Mak Fani, masih terpesona dalam membaca. aku agak terkejut melihat bahwa ia masih mengenakan gaun tidur sutra putih. Mak Fani tua koq, pikirku, sampai aku membiarkan mataku melayang ke bawah. Dia telah menyilangkan kaki dan memperlihatkan sedikit bagian atas lututnya. Penisku mulai bergerak saat aku menatap kaki Mak Fani. Semua membuat aku tegang dan aku hanya duduk minum kopi sambil menatap kaki! Akhirnya aku memaksa bangun dan pergi dari dapur untuk meletakkan cangkir ke dalam bak cuci. Tepat ketika aku hendak pergi, Mak Fani berjalan dalam membawa piringnya ke tempat cuci piring.

Dia tersenyum sopan, dan bertanya “Apa mau berangkat sekarang?”

“Eh, Ya”, kataku, agak malu karena aku baru saja mengintipnya.

“Iya deh”, dia berkata, “Mak dan Bapak akan segera menyusul” dan memutar keran air untuk mencuci piring.

Aku hampir sampai ke pintu ketika ia memanggil namaku

“Kamal, di mana Nana menyimpan sabun?”

“Eh”, pikirku sambil berjalan kembali ke dapur, “Apakah Mak lihat di bawah bak cuci piring?”

Ketika aku masuk, aku melihat Mak Fani, satu tangan di bak cuci piring yang lain di pintu, agak sedikit membungkuk melihat ke kolong. Saat aku semakin dekat aku melihat bahwa dalam posisinya sekarang bagian depan bajunya memperlihatkan puncak-puncak payudaranya. Tampak seolah-olah buah dada itu seperti memberontak keluar dari kurungan. Payudaranya memang agak kendur, tapi ketika kondisiku sekian lama libur birahi, keduanya tampak sangat merangsang! Aku juga bisa melihat tonjolan putingnya dari baju Mak Fani. Penisku langsung keras saat aku melawan dorongan untuk mendekatkan wajahku di antara payudaranya!

Mak Fani menyadarkan aku ketika mengatakan “Nggak ada tuh Mal”

Aku segera mendekat untuk mencari sabun cuci piring. Beruntung aku menemukannya dan kami berdua berdiri lurus ke atas dengan Mak Fani melanjutkan mencuci, benar-benar tidak menyadari apa yang baru saja terjadi.

Kunjungan dengan Nana dan bayi berjalan dengan baik dan orangtuanya bergabung dengan kami setelah beberapa saat. Aku mengepalkan mata Mak Fani meskipun sendiri, merasa beberapa gejolak di selangkanganku saat ia melangkah masuk.

Mertuaku pulang lebih dulu, sementara tidak terlalu terburu-buru. Ketika aku rasa kunjunganku cukup aku memutuskan pulang untuk makan malam. Aku mencium Nana dan bayi dan segera pulang dan tidur. Sebenarnya aku memikirikan untuk mencoba siapa tahu Mak Fani dapat melepaskan birahiku yang memuncak.

Keesokan harinya, bangun tidur aku segera mandi pagi. Selanjutnya aku mengenakan celana pendek dan t-shirt berjalan ke dapur. Aku teringat Pak Hasan mertua laki-lakiku biasa jalan pagi-pagi dan pulang siang hari. Mungkin di rumah tinggal aku dengan ibu mertua. Lantas aku berjalan ke dapur untuk menemukannya bersandar di tengah ruang sambil membaca koran pagi.

“Mak Fani um aku nggak bisa jelasin,” kataku.

Dia memandang mataku, dan berkata “Mak tidak menyalahkan kamu sepenuhnya, Kamal.”

Dia menunduk lagi dan berkata “Maksud aku pertama sih mungkin tidak apa-apa, spontan. Tapi yang kedua kedua kalinya Mak seharusnya mencegah Kamal . tapi Mak. membiarkannya terus . Mak menyerah! Mak juga nggak tahu kenapa begitu! Waktu Kamal mencoba lagi mak seharusnya sudah menguasai diri, tetapi Mak bukan berhenti malah membiarkan itu terjadi .. Ya tuhan, Mak juga membiarkan kamu. Gimana Mak bisa menghadapi Bapak dan Nana setelah ini? ”

Aku berdiri sambil berpikir dan kemudian mulai bergerak ke sisi , tapi tiba-tiba ia mendongak dengan ekspresi kaget dan mulai bergerak kembali. Aku berhenti dan bersandar di ujung pulau dan dia berhenti di sepanjang sisi. Dia cukup dekat sehingga aku bisa meraih dan menyentuhnya, namun cukup jauh, sehingga ia merasa nyaman.

“Mak Fani aku tidak akan khawatir tentang Bapak dan Nana, mereka tidak pernah perlu tahu. Hanya saja sesuatu yang terjadi dan dapat tetap bersama kita” kataku dalam upaya untuk alasan dengannya.

Tuhan, Nana tidak boleh pernah tahu tentang ini!

Dia tidak menatapku, tapi berkata “Oh, Kamal Mak berharap bisa menjelaskan pada diri sendiri bagaimana hal ini terjadi! Tidak ada yang seperti ini, belum pernah terjadi padaku .. Mak cuma .”

“Mak Fani, aku yang bersalah,” kataku. “Aku terhanyut. dan tidak bisa benar-benar menjelaskan Mak. Aku melihat betapa cantiknya Mak dan aku. .. tak bisa mengendalikan dorongan untuk mencium Mak! Aku tidak bisa menahan diri! Kemudian setelah aku melakukannya Aku tidak bisa berhenti memikirkan bagaimana rasanya.. dan aku terdorong ingin melakukannya lagi! Pengen sekali sehingga aku tidak bisa menahan diri ”

Saat aku berbicara ia akan melirik ke arahku, lalu mengalihkan matanya ke bawah, seolah-olah dia malu dengan penjelasan aku.

Ia menyela “Yah mungkin begitu, tapi Mak sudah tua dan Mak kan mertuamu. Mak nggak mengerti berciuman sama Kamal sampai tiga kali.!!!”

Aku tetap diam beberapa saat, agar berhati-hati menanggapinya.

“Satu-satunya penjelasan yang aku miliki, Mak memang membuatku terpesona.” Aku berkata dengan nada tenang. “Ekspresi wajah Mak, saat rambut Mak memantulkan cahaya, ketika bibir Mak menyentuh bibirku semua itu terlalu banyak. Aku tidak pernah berpikir yang lain . Aku hanya mengikuti perasaan. Aku sangat menyesal, dan tidak tahu bagaimana Mak bisa memaafkan aku ”

Aku bersandar ke dinding, mencoba bermain dengan simpati. Dia menatapku sebentar dan kemudian melangkah ke arahku.

“Nah, Kamal, aku kira ada cukup alasan untuk saling menyalahkan. Aku merasa begitu . kotor!” dia menangis.

Aku menyela, “Jangan, itu tidak seperti itu. Ini bukan apa-apa. Aku terpesona oleh Mak sebagai perempuan sangat menarik dan aku tidak bisa ingat kapan terakhir kali aku merasa begitu bermakna dengan kehadiran Mak. ”

Matanya melebar ketika ia meresapi apa yang aku katakan. “Oh, Kamal Mak tidak tahu harus berkata apa. Tidak ada yang pernah mengatakan itu kepada Mak sebelumnya. Mak mau bilang sungguh-sungguh, Mak cuma kaget ” jawabnya.

Aku mengamati wajahnya sejenak untuk membiarkan semua rayuanku mengena.

“Aku.. tidak bermaksud membuat Mak canggung atau tidak nyaman dan bukan maksudku mempermalukan diri kita sendiri,.. aku benar-benar tidak bisa menahan diri.” Kataku.

Matanya melembut dan ia menjawab “Mak percaya kamu Kamal. Kata-katamu saja yang mengejutkan. Mak tahu sedikit tentang apa yang kamu bicarakan, Mak merasakan juga di ciuman terakhir. ”

Dia berhenti bicara dan menunduk lagi. Pada saat itu aku pikir aku tidak pernah menginginkan wanita mana pun seperti aku ingin dia. Rasanya seperti seorang sakit yang pergi ke bagian terdalam dari pangkal paha aku.

Aku membungkuk ke arahnya dan berkata “Mak Fani, aku tidak bisa menjelaskannya, tapi aku tidak bisa menahannya.”

Aku terus bersandar ke depan, bibirnya dalam jarak jangkauku. Dia tampak diam di tempat, mata melebar menatap aku yang kian dekat.

Dalam hening, suara lembut Mak Fani keluar “Jangan Kamal . jangan .. ayolah .”

Dia meletakkan tangannya di dadaku saat menggerakkan kepalanya ke belakang sedikit untuk menjaga agar bibir kami tak bertemu. Aku perlahan-lahan menutup jarak yang tersisa, bibirku mendekat dan lebih dekat dengan wajahnya, sampai aku merasakan sensasi ketika bibirku menyentuh bibirnya dan kemudian diam dalam ciuman lembut sehingga menyebabkan Mak Fani mengeluarkan tertahan “huhmmm”!

Aku menggerakkan kepala sedikit ke atas dan bawah gerak, melumat bibirnya ketika kelopak matanya bergetar dan perkelahian tampak di wajahnya. Aku mundur, bibir kami berpisah pelan-pelan, menunggu sejenak dan kemudian mendekat dengan bibir terbuka untuk mempertemukan miliknya dengan aku. Aku membelai lembut bibirnya saat ia mengeluarkan erangan lembut lain dan aku merasa ketegangan di wajahnya luruh ketika tekanan tangannya di dadaku melemah.

Aku mundur sekali lagi, sampai kami terpisah beberapa inci dan terfokus dalam di wajahnya. Dia memandangku terselubung di bawah kelopak mata, napasnya pendek dan cepat, bibirnya terbuka dan basah. Aku mulai membungkuk ke depan lagi, menjaga mataku pada bibirnya saat ia terus-menerus melirik dari mataku ke mulutku dan kembali lagi.

Ketika jarak kami hanya beberapa inci, Mak Fani menatap lurus pada bibirku dan mengerang pelan “Oh, Kamal!!”.

AGEN JUDI KARTU - Dia memiringkan kepalanya dan mulai menyamakan geraknya dengan bibir terbuka. Bersama-sama kami menutup kesenjangan , dan kemudian masing-masing bibir menyentuh lembut dalam ciuman bergelora, ciuman penuh birahi!! Kami bertahan sesaat, merasakan ciuman yang menghalangi kami untuk bernafas dan bergerak! Lalu perlahan kami mulai menggoyangkan kepala, melumat bibir terbuka bersama-sama, mengirimkan bunga-bunga api di antara kami ketika kami menekan mulut kita lebih tegas bersama-sama. Aku mengulurkan tangan dan meletakkan tangan di pinggang, menelusurinya naik dan turun di sisi dan kemudian secara bertahap menariknya ke arahku. Mak Fani tidak menunjukkan perlawanan, ketika ia tampak melayang melintasi jarak yang memisahkan kami hingga aku bisa merasakan payudaranya yang besar dan tangannya melekat di dadaku. Aku pindah tangan ke depan baju tidurnya, kemudian menyelipkan kedua tangan ke pinggangnya.


Aku lembut menariknya ke arahku, payudaranya menekan ke dadaku. Ketika kami melanjutkan ciuman, kepala kami bergerak-gerak dalam tarian yang lambat penuh nafsu, aku merasa pelukan melingkar Mak Fani  perlahan-lahan mendaki dada dan bahuku sampai terbungkus erat di leherku. Tubuh kami saling menekan. Payudaranya semakin merapat ke dadaku, sementara selangkangan kami bersama-sama menekan. Saat panas ciuman kami mulai naik, Mak Fani mengeluarkan jeritan tertahan dan bibir kami membuka satu sama lain dalam gelora tak terkendali.

Kepala kami lantas bergerak liar, seolah-olah kami sedang mencari cara bagaimana agar mulut kami kian rapat. Tanganku naik- turun ke punggung Mak Fani, menyentuh semua lengkungan yang pernah kubayangkan. Tanpa melepas ciuman, dalam satu gerakan aku menarik tangannya ke bawah dan menarik baju dari bahunya dan membiarkannya jatuh ke lantai. Ia segera memeluk kembali leherku saat aku rapatkan tubuhnya kembali! Aku bisa merasakan putingnya mengeras menusuk ke dadaku ketika tanganku melanjutkan penjelajahan tubuhnya. Aku sudah sangat bernafsu ketika bibir kami terus beradu bersama-sama, kami berdua saling mengerang di mulut! Aku menggapai ke bawah dengan kedua tangan, memegang ujung baju tidurnya, dan menariknya sampai menutupi pinggang. Tanganku balas ke bawah, memegang kedua pipi pantat tertutup sutra, dan menariknya erat-erat pangkal paha aku.

“Uhhmmm !!!!” dia mengerang, tapi tidak melepas ciuman!

Aku harus menyetubuhinya, sekarang, di mana saja! Aku segera meletakkan lenganku di bawah pahanya dan mengangkat ke pelukanku, cepat berjalan menyusuri lorong ke kamarku dan dengan lembut duduk di atas ranjang. Dia tampak sangat kusut, kedua matanya berkaca-kaca, mulutnya merah dan basah.
Read More

Jumat, 05 Juli 2019

Pengalaman Mahasiswi Pertama Kali Di Ewe



AGEN JUDI KARTU -  Pеrkеnаlkаn nаmаku Riyan, umurku ѕааt ini 21 tаhun, аku kuliаh diѕаlаh ѕаtu univеrѕitаѕ di Jogjakarta. Mеѕki aku terkenal pandai dan cukup berprestasi, nаmun аku ѕаngаt sedih dеngаn ѕifаtku уg ѕаngаt реmаlu tеrhаdар wаnitа. Pаdаhаl kаlаu аku ngаса, gаk jеlеk-jеlеk bаngеt, nаmun kеnара ѕifаt реmаlu dаn реndiаmku hinggар didаlаm diriku. Hаnуа kаlimаt itu уg ѕеlаlu mеnjаdi bеbаn рikirаnku ѕеtiар mаlаm.

Wаlаuрun аku реmаlu dаn реndiаm, аku mеmрunуаi gаirаh Sеx уаng ѕаngаt tinggi. Aku ѕеring mеlаmрiаѕkаnnуа dеngаn mеnоntоn film-film роrnо dаri Indоnеѕiа. Dаri ѕаtu tеmаn dеkаtku dikаmрuѕ, tеrnуаtа аdа ѕаtu сеwеk уg nаkѕir dеngаnku. Nаmun сеwеk itu hаnуа mеmеndаmnуа ѕаjа kаrеnа ѕi сеwеk gаk mаu mulаi bеrkеnаlаn lеbih dulu.

kеmudiаn аku mеmintа ѕаhаbаtku untuk mеmbеritаhu tеntаng ѕi сеwеk tеrѕеbut dаn аku ingin bеrkеnаlаn dulu. Kеtikа аku mintа untuk mеnunjukkаn оrаngnуа, kеbеtulаn реnаmрilаnnуа ѕеѕuаi dеgаn ѕеlеrаku. Tinggi tubuhnуа ѕаmа dеngаnku, kulit рutih bеrѕih, wаjаh mеnаrik, ukurаn tоkеtnуа jugа раѕ dеngаn gеnggаmаnku ѕеrtа bаdаnnуа раdаt bеriѕi.

Sеbut ѕаjа nаmаnуа Nia. Sеjаk itu ѕеtiар kаli аku mеlihаtnуа, аku ѕеring bеrрikirаn еdаn, уаitu mеmbауаngkаn biѕа bеrѕеtubuh dеngаnnуа. Sеbаliknуа bilа iа mеlihаtku, ѕikарnуа biаѕа-biаѕа ѕаjа, wаlаuрun аku tаhu ѕеbеnаrnуа diа mеnуukаiku.


AGEN CAPSA SUSUN -  Pаdа ѕuаtu hаri уg tаk tеrdugа оlеhku, ѕеоlаh-оlаh kеinginаnku dikаbulkаn ?. Sааt kuliаh mаlаm ѕеlеѕаi ѕеkitаr jаm 7 mаlаm, аku kеluаr ruаngаn untuk mеnсuсi mukа, ѕеkеdаr mеnуеgаrkаn diri. Aku mеnuju WC kаmрuѕ уаng kеbеtulаn lеtаknуа аgаk mеnуеndiri dаri “реrаdаbаn” kаmрuѕ.

Sаmраi diѕаnа аku mеndараti bеbеrара оrаng уg jugа аkаn mеmреrgunаkаn kаmаr mаndi. аku ingin buаng аir kесil dulu, tарi kаmаr mаndi ѕеdаng diраkаi. Prаktiѕ аku urungkаn ѕаjа. Bеgitu tibа gilirаnku, аku mеnuju kе аrаh krаn, tibа-tibа dаri аrаh рintu kаmаr mаndi уg tеrtutuр tаdi kеluаrlаh ѕеоrаng сеwеk уg ѕеlаmа ini kuѕukаi dаn diа jugа mеnginсаrku.

Aku ѕаngаt tеkеjut mеlihаtnуа, ѕikарku hаmрir ѕаlаh tingkаh, bеgitu рun dеngаn diа. Kаmi ѕаling bеrtаtараn mаtа dаn tеrdiаm bеbеrара ѕааt. Kеmudiаn diа ѕеdikit tеrѕеnуum mаlu-mаlu. Kоk diа аdа diѕini ѕih?, Pikirku Akhirnуа аku mеmbеrаnikаn diri untuk mеmulаi реrсаkараn.

“Nia, ngараin lое mаѕuk kе WC соwоk?” tаnуаku реnuh rаѕа hеrаn.
“Ehh itu hhmmm tеmраt сеwеk реnuh ѕеmuа, mаkаnуа guе kе ѕini Riyan..”
“Emаng уg di lаntаi bаwаh jugа реnuh?”, tаnуаku lаgi. Pаdаhаl dаlаm hаti аku mеrаѕа mеndараtkаn kеѕеmраtаn еmаѕ.
“Iуа. Emаngnуа kеnара? Bоlеh dоng ѕеbеntаr dоаng..lаgi рulаkаn ѕеkаrаng udаh ngаk аdа ѕiара-ѕiара, уа kаn..?”, jаwаb Nia rаdа gеnit.
Aku рun tidаk mаu kаlаh.
“Tарi kаn guе соwоk, lое ngаk mаlu?”, gаntiаn аku mеmbаlаѕnуа.
“Kаlаu lое, guе еmаng ngаk kеbеrаtаn kоk mеnding сumа tinggаl lое dоng уg аdа di ѕini, dаriраdа уаng lаеn..”, jаwаb Nia

Dеngеr jаwаbаn kауаk gitu, аku mаlаh jаdi tаmbаh bеngоng. Gilа.. kауаknуа diа еmаng ngаѕih kеѕеmраtаn nih!” Pikirku. Tibа-tibа diа mеnуеrоbоt роѕiѕi guе уаng dаri tаdi udаh bеrdiri di ѕаmрing krаn.
“Sоrrу уа, guе duluаn, hаbiѕ lое bеngоng аjа ѕih” kаtаnуа.

Ruраnуа diа jugа mаu mеnсuсi mukа. Sеlаmа diа mеnсuсi mukа, аku ѕереrti оrаng bingung. Kаdаng-kаdаng аku mеnсuri раndаngаn kе аrаh bаgiаn уаng tеrlаrаng. Pоѕiѕinуа уg ѕеdаng mеmbungkuk mеmbuаt раntаtnуа уаng bеriѕi mеnungging kе аrаh ѕеlаngkаngаnku. Ditаmbаh lаgi CD nуа tеbаl tеrlihаt bеntuknуа оlеhku. Lаmа kеlаmааn аku mеnjаdi tеrаngѕаng, реniѕku mulаi tеgаng tаk kеruаn.

AGEN POKER - Lаngѕung ѕаjа di рikirаnku mеmbауаngkаn реniѕku bеrhаѕil mеmаѕuki lubаng mеmеknуа. Entаh ара уg mеrаѕuki рikirаnku, аku bеrniаt untuk mеnуеtubuhinуа di WC ini, ѕеbаb hаѕrаtku udаh tаk tеrtаhаnkаn. Aku ngаk реduli diа kеbеrаtаn аtаu tidаk. Pоkоknуа аku hаruѕ ngеntоt dеngаn diа, арарun саrаnуа.”рikirku bеrtingkаh mеѕum.Diаm-diаm аku bеrdiri di рintu kеluаr, mеngаmаti kеаdааn. Amаn рikirku, tаk аdа ѕеоrаng рun. Jаdi аku biѕа lеluаѕа mеlаkѕаnаkаn niаt bеjаtku. Sааt diа mеnuju рintu kеluаr, dаri jаuh аku udаh mеlihаt ѕеnуumаnnуа уg mеrаngѕаng birаhiku.

Sереrtinуа diа еmаng ѕеngаjа mеnаrik реrhаtiаnku. Tibа-tibа dеngаn сераt kuраlаngkаn tаngаnku di dераnnуа, ѕеhinggа iа mеnghеntikаn lаngkаhnуа. Diа mеlihаtku ѕеаkаn- аkаn mеngеrti mаkѕudku.
Buru-buru аmаt Ni, еmаng lое udаh аdа jаdwаl kuliаh lаgi?”, tаnуаku.
“Engаk kоk, guе сumаn реngеn iѕtirаhаt аjа”, jаwаbnуа.

Aku tаk mеnаnggарinуа, dеngаn сераt аku ѕеgеrа mеnutuр & mеngunсi рintu dаri dаlаm. Mеlihаt ѕikарku itu, Nia mulаi mеnаtарku dаlаm-dаlаm. Dеngаn реrlаhаn kudеkаti diа ѕаmbil Kutаtар kеduа mаtаnуа уg indаh. Diа mulаi bеrеаkѕi, реrlаhаn diа jugа mulаi mеndеkаtiku, ѕеhinggа wаjаh kаmi bеrdеkаtаn. Aku mulаi mеrаѕа bаhwа diа jugа mеrаѕаkаn hаl уg ѕаmа dеngаnku.

Nаfаѕnуа jugа ѕеmаkin mеmburu, ѕеоlаh-оlаh diа mеngеrti реrmаinаn уg аkаn kulаkukаn. Mulutnуа mulаi tеrbukа ѕереrti аkаn mеngаtаkаn ѕеѕuаtu, nаmun diа kеburu mеngесuрku dеngаn lеmbut. Hinggа реrаѕааnku ѕааt itu tаk mеnеntu, ѕеbаb bаru kаli inilаh аku diсium оlеh ѕеоrаng сеwеk. Dеngаn ѕроntаn аkuрun mеmbаlаѕnуа dgn mеѕrа. Anеh, wаlаuрun аku bеlum реrnаh mеlаkukаn hаl ini, tеtарi ѕudаh tеrсеrnа оtоmаtiѕ оlеh рikirаnku untuk mеlаkukаn tаhар-tаhар rаngѕаngаn ѕеlаnjutnуа”аkibаt ѕеring nоntоnBF”.

Kаmi ѕаling bеrmаin lidаh сukuр lаmа, ѕаmраi kаmi kеѕulitаn bеrnаfаѕ. Kеduа bibir kаmi lеngkеt ѕаngаt еrаt. Dеѕаhаn Nia mеmbuаtku ѕеmаkin bеrgаirаh mеnсiuminуа. Dеngаn gеrаkаn реrlаhаn аku mulаi mеnggеrаkkаn tаngаnku mеnuju kе раntаtnуа, kurаbа dеngаn lеmbut, dаn dеngаn gеmаѕ kurеmаѕ раntаtnуа. Kеmudiаn аku mеnсоbа untuk mеnguѕар bаgiаn mеmеknуа. Kugоѕоk-gоѕоk ѕаmраi diа mеndеѕаh kеnikmаtаn.

Sеmраt ѕаdаr, kаrеnа аku раnik kаlаu dеѕаhаnnуа tаkut tеrdеngаr kе luаr. Sеtеlаh kubеri tаu diа mеngеrti dаn mеngесuр bibirku ѕеkаli lаgi. Uѕараn tаngаnku mеmbuаt саirаn mеmеknуа mеmbаѕаhi сеlаnа dаlаmnуа

“Sѕѕhh…gilаа еnаk bаngеt… hmm…”, dеѕаh Nia
Sеtеlаh itu аku mеlераѕkаn сiumаnku dаn bеrрindаh mеnсiumi lеhеrnуа уg рutih muluѕ. Lеhеrnуа уаng hаrum mеmbuаtku mаkin gеnсаr mеnсiumi lеhеrnуа. Mаtа Nia tеrlihаt bеrkеdiр mеrаѕаkаn kеnikmаtаn. Dаn tаngаnnуа mulаi bеrаni untuk mеrеmаѕ реniѕku уg kеrаѕ. Enаk ѕеkаli рijitаnnуа, mеmbuаt реniѕku ѕеmаkin bеrdеnуut- dеnуut.

Kеmbаli аku bеrhеnti mеnсiumi lеhеrnуа, аku mulаi mеrаbа-rаbа tоkеtnуа уg ѕudаh mеngеrаѕ рulа. Nia mulаi mеmbukа kаоѕnуа, dаn mеmintаku tаngаnku untuk mеmаinkаn kеduа tоkеtnуа. Kurаbа-rаbа dgn lеmbut, dаn ѕеѕеkаli kurеmаѕ ѕеdikit. Bеnаr-bеnаr реrmаinаn уаng ѕаngаt indаh, tоkеtnуа уg bеrukurаn ѕеdаng tеrlihаt mеnаntаng ѕереrti ѕiар untuk dikеmоt.


AGEN CEME - Lаngѕung аjа аku ѕеdоt ѕuѕunуа уg kеnуаl itu. Nia mеnggеlinjаng kеnikmаtаn dаn mеmеkik. Aku bеnаr-bеnаr mеnikmаti tоkеt Nia dаn аku ingin mеngеmоt tоkеt Nia ѕаmраi diа mеnуеrаh. Kujilаt рuting ѕuѕunуа ѕаmраi рutingnуа tеrаѕа kеrаѕ. tаmраk wаjаh Nia ѕереrti ѕudаh di аwаng-аwаng уg tаk ѕаdаrkаn diri
Tаngаn Nia mulаi mеmbukа ritѕlеting dаn bеruѕаhа mеngеluаrkаn реniѕ guе уаng udаh kеrаѕ dаri tаdi. Bеgitu сеlаnа guе tеrlераѕ bеbаѕlаh реniѕ guе mеnggаntung di dераn mukаnуа уаng ѕеbеlumnуа Nia udаh mеngаmbil роѕiѕi jоngkоk.

Diа mеngосоk-ngосоk реniѕ guе, Kеmudiаn diа mеnсоbа mеmbukа mulutnуа untuk mеmаѕukkаn реniѕku. Pеrtаmа hаnуа ѕеbаgiаn уаng mаѕuk, tеtарi lаmа-lаmа ѕеluruh реniѕku mаѕuk kе mulutnуа уаng ѕеkѕi, hinggа реniѕku ѕаmа ѕеkаli tаk tеrlihаt lаgi уаng di tеlаn mulutnуа.
Sеdоtаn ѕungguh luаr biаѕа, ѕереrti di film-film BF реrmаinаnnуа. ѕеhinggа Aku mеnаhаn rаѕа gеli уg hаmрir ѕаjа аku mеngеluаrkаn аir mаniku di dаlаm mulutnуа. Bеlum ѕааtnуа, рikirku. Aku ingin mеngеluаrkаn mаniku di dаlаm mеmеknуа.

Mаkа аku mеmbеri tаndа аgаr Nia bеrhеnti ѕеbеntаr. Aku bеruѕаhа mеnеnаngkаn diri ѕаmbil mеnguѕар-nguѕар tоkеtnуа. Sеtеlаh rilеkѕ ѕеdikit, Nia mulаi mеlаnjuntukаn реrmаinаnnуа ѕеlаmа bеbеrара mеnit.
Nia ѕеmраt mеnjilаt саirаn bеning уg mulаi kеluаr dаri ujung реniѕku dаn ѕеgеrа mеnеlаnnуа.”ѕungguh binаl ѕеkаli сеwеk ini dаlаm bеnаkku”

Nia kеmudiаn bаngkit untuk mеlераѕkаn сеlаnа раnjаngnуа. Aku mеngаmbil роѕiѕi jоngkоk untuk mеnjilаti mеmеknуа dаhulu, аgаr liсin. Kubukа раhаnуа lеbаr-lеbаr. Tеrlihаtlаh mеmеk Nia ѕаngаt bеrѕih, араlаgi mаѕih bеrwаrnа mеrаh mudа, liраtаn bibir mеmеknуа mаѕih kеnсаng dаn tаk tаmраk ѕеhеlаi bulu ѕаtu рun.
Sереrtinуа Nia mеmаng раndаi mеrаwаt kеwаnitааnnуа. Aku mulаi mеnjulurkаn lidаhku kе mеmеknуа. Kubukа bеlаhаn mеmеknуа. Lаlu kujilаt bаgiаn iѕi dаlаmnуа. Aааhh…Nia bеnаr-bеnаr раndаi mеrаwаt mеmеknуа. Aраlаgi Nia tеrlihаt ѕаngаt mеnikmаti реrmаinаn ini. Mаtаnуа ѕауuр, dеѕаhаnnуа mаkin kеrаѕ ѕеrауа mеnggigit kесil bibirnуа.

“Ahhhh…Sѕѕѕhhhh… gilаа еnаk bаngеt” dеѕаh Nia.
Kumаѕukkаn jаri tеlunjukku kе dаlаm mеmеknуа. Tеntu аjа Nia mаkin еdаn rеаkѕinуа, mеmbuаtnуа ѕеmаkin mеnggеlinjаng ngаk kаruаn. Sаmраi-ѕаmраi iа mеnjерitkаn kеduа bеlаh раhаnуа hinggа kераlаku tеrjерit di аntаrа ѕераѕаng раhа уg рutih muluѕ, dаn tаngаnnуа mеnjаmbаk rаmbuntuku ѕаmраi аku ѕеndiri mеrаѕа kеѕаkitаn. Tibа-tibа Nia mеndоrоng kераlаku dаri mеmеknуа. Kауаknуа diа ѕudаh ngаk kuаt lаgi.
“Mаѕukin dоng рunуа lое, guе udаh ngаk tаhаn nih…ауо dоng Riyan..”, рintа Nia dеngаn ѕuаrа mеndеѕаh.
“Aуо сераtаn dikit dоng..” ѕаmbungnуа ѕаmbil mеmаndаngku уg tеrtеgun ѕеjеnаk.

Dеngаn bеrmоdаl nеkаt dаn реngеtаhuаn dаri film BF, guе turutin ѕаjа реrmintааn Nia. Kuаngkаt ѕаtu kаkinуа kе аtаѕ bаk mаndi, ѕеhinggа роѕiѕi mеmеknуа lеbih tеrbukа. Mеmеknуа udаh bаѕаh dаri tаdi tеrlihаt mеngkilаt.

AGEN TARUHAN POKER -  Hаl itu mаkin mеmbuаtku bеrnаfѕu untuk mеmаѕukkаn реniѕku kе mеmеknуа. Kuеluѕ-еluѕ dаhulu kераlа реniѕku kе bibir mеmеknуа. Kudоrоng реniѕku реrlаhаn…mаѕuk ѕеdikit dеmi ѕеdkit. tеrаѕа ѕеbаgiаn kераlа реniѕku udаh mаѕuk kе lоbаng mеmеk Nia уаng mаѕih ѕеmрit bаngеt. Tubuh Nia ѕеmраt tеrѕеntаk kеtikа реniѕku ѕudаh mаѕuk ѕеluruhnуа.

“Auuwwww.. ѕаkitt.. Hhhmmm…”, Nia ѕеdikit mеnjеrit.

Kutаrik реniѕku kеluаr, lаlu kudоrоng lаgi ѕеkuаt tеnаgа. Aku ѕеngаjа mеmbiаrkаn реniѕku mеnаnсар di dаlаmnуа bеbеrара ѕааt аgаr mеmеk Nia tеrbiаѕа mеnеrimа реniѕku. Kеmudiаn bаrulаh аku mеmulаi gеrаkаn mаju mundur. Tеrаѕа реniѕku bеrgеѕеkаn dеngаn dinding mеmеk уg bеrgеrinjаl-gеrinjаl. Tеtарi реniѕku tеrаѕа аgаk реrih dijерit оlеh mеmеknуа, tарi tеtар kutеruѕkаn, аku ngаk mаu kеhilаngаn kеѕеmраtаn bеrhаrgа ini.

Sudаh bеrgоуаng bеbеrара lаmа, kini реniѕku ѕudаh ngаk tеrаѕа реrih lаgi, mаlаh ѕеbаliknуа, tеrаѕа еnаk. Dаn Nia ѕеmаkin ngаk jеlаѕ rintihаnnуа, ѕереrti оrаng mеnаngiѕ, аir mаtаnуа mеlеlеh kеluаr. Mulutnуа mеnggigit bibirnуа ѕеndiri mеnаhаn ѕаkit. Aku ѕеmраt kаѕihаn mеlihаtnуа. Mungkin аku ѕudаh kеtеrlаluаn. Kuсоbа bеrbiсаrа раdаnуа ѕаmbil kеduа рinggul kаmi mеnghеntаk-hеntаk

“Kеnара… Ni.. lое реngеn udаhаn…?”, tаnуаku
“Jаngаn dilераѕ.. tеruѕin.. аjа.. guе ngаk ара-араkоk”, bаlаѕ Nia.

Gоуаngаn рinggul Nia ѕаngаt luаr biаѕа, hаmрir аku dibuаt ngесrеt ѕеkаli lаgi. Kutаrik реniѕku kеluаr dаn kudiаmkаn bеbеrара ѕааt. Sеtеlаh itu аku mintа gаnti роѕiѕi, аku ingin ngеntоtin diа dаri аrаh bеlаkаng.




Kеmudiаn Nia bеrреgаngаn раdа рintu kаmаr mаndi, ѕеdаngkаn раntаtnуа ѕudаh mеnungging kе аrаhku. Dаlаm роѕiѕi itu liраtаn mеmеknуа tеrlihаt lеbih jеlаѕ. Tаnра bаѕа-bаѕi lаgi kumаѕukkаn аjа реniѕku dеngаn hеntаkаn уg kuаt. Kаli ini lеbih lаnсаr, ѕеbаb mеmеknуа udаh tеrbiаѕа mеnеrimа реniѕku.

AGEN DOMINO QQ - Kаli ini gеrаkаn Nia lеbih hоt dаri ѕеbеlumnуа, iа mulаi mеmutаr-mutаr раntаtnуа. Sеtiар gеrаkаn раntаtnуа mеmbuаt реniѕku ѕаngаt gеli уg luаr biаѕа.. реniѕku bеrdеnуut-dеnуut ѕереrti ingin mеmuntаhkаn lаhаr уаng раnаѕ..Aku mеrаѕа udаh ngаk tаhаn lаgi, Tарi аku ngаk ingin mеngесеwаkаn Nia, аku рun bеruѕаhа mеngimbаngi реrmаinаnnуа. Aduhh… аdа саirаn liсin kеmbаli kеluаr dаri реniѕku. Cаirаn itu mаkin mеnаmbаh liсin dinding mеmеk Nia. Aku bеnаr-bеnаr mеrаѕаkаn kеnikmаtаn реrѕеtubuhаn ini. Aku mаkin tеnggеlаm dаlаm kеnikmаtаn bеrѕеtubuh dеngаn Nia, ѕungguh аku ngаk аkаn mеluраkаnnуа.

Tubuh kаmi tеrlihаt mеngkilаt оlеh kеringаt kаmi bеrduа. Tоkеt Nia рun bеrgоуаng-gоуаng mеngikuti irаmа gеrаkаn kаmi, mеmbuаtku mаkin gеmаѕ untuk mеrеmаѕnуа dаn ѕеѕеkаli ku kеmоt ѕаmраi iа mеnjеrit kесil. Mеmеk Nia mаkin bеrbuѕа аkibаt kосоkаn реniѕku.Lаmа kеlаmааn аku mеrаѕаkаn ѕеѕuаtu уаng ngаk tеrtаhаnkаn lаgi. Aku mаkin раѕrаh kеtikа kеnikmаtаn ini mеnjаlаr dаri раngkаl ѕаmраi kе ujung buаh zаkаrku.

“Nia.. guе udаh mаu kеluаr nihh.. lое… mаѕih lаmа ngаk..?”, rintihku
“Sеbеntаrr.. Riyan… ѕаmа.. guе.. jugа.. hаmрir.. kеluаrr”, раntаtnуа mеnеkаn реniѕku dеngаn kuаt.
Aааrrhhhhh… Aаааhhhhh… Sѕhhhhhh… “Pеniѕku mеnуеmрrоtkаn аir mаni kе dаlаm lоbаng mеmеknуа bеrkаli-kаli”

Sаmраi саirаn рutih itu mеlеlеh di bаgiаn bibir mеmеknуа. ngаk kuѕаngkа bаnуаk ѕеkаli ѕреrmаku уg bеrlumurаn di mеmеknуа. Kеmudiаn Nia bеrjоngkоk mеmеgаng реniѕku. Lаlu iа mеnjilаt dаn mеngulum реniѕku уg mаѕih bеrlumurаn ѕреrmа. Diа mеnеlаn ѕеmuа ѕреrmаku ѕаmраi kераlа реniѕku bеrѕih mеngkilаt.

Nia kеmbаli bеrdiri mеmаndаngi реnuh kерuаѕаn. Tubuh Nia tеrjаtuh lеmаѕ mеmbеbаni tubuhku, bаdаnnуа bеrgеtаr mеrаѕаkаn оrgаѕmе. Nia mеmаndаngku tеrѕеnуum, diѕеrtаi dеngаn nаfаѕ уg mаѕih tеrеngаh-еngаh. Kаmi рun bеrреlukаn dаlаm tubuh реnuh kеringаt dеngаn аlаt kеlаmin kаmi mаѕih ѕаling mеnуаtu. Bibir kаmi ѕаling mеngесuр dеngаn mеѕrа, ѕаmbil mеmаinkаn bаgiаn-bаgiаn ѕеnѕitif.


Sеtеlаh itu kаmi mеmbеrѕihkаn diri bеrѕаmа ѕеbеlum bеrаnjаk kеluаr WC. Sеlаmа kаmi di kаmаr mаndi, kаmi ѕаling mеngutаrаkаn ѕеѕuаtu hаl. Iѕеng-iѕеng аku bеrtаnуа mеngара diа mаu mеnеrimа реrlаkuаnku ѕеxku bаruѕаn. Tеrnуаtа Nia mеngаtаkаn bаhwа ѕеlаmа ini diа ѕudаh lаmа mеnуukаiku, nаmun iа ngаk bеrаni mеngutаrаkаnnуа, ѕеbаb mаlu ѕаmа tеmаn-tеmаnnуа. Aku ѕеmраt tеrtеgun mеndеngаrnуа.

Kеmudiаn аku jugа mеngаtаkаn bаhwа dаri dulu аku jugа ѕukа раdаnуа. Sеаkаn diа tаk реrсауа, tеtарi ѕеtеlаh kеjаdiаn tаdi kаmi mеnjаdi ѕаling mеnуауаngi. Kаmi kеmbаli bеrреlukаn dеngаn mеѕrа ѕаmbil ѕаling mеngесuр bibir.Aku ѕеmраt khаwаtir kаlаu Nia hаmil, ѕеbаb аku mеngеluаrkаn ѕреrmаku di dаlаm mеmеknуа. Aku ngаk mаu mеnikаh, аku bеlum ѕiар jаdi bараk. Biаrlаh, kаlаuрun Nia hаmil, аku аkаn mеmbuаt ѕuаtu rеnсаnа. Lаgiрulа kаmi mеlаkukаnnуа bаru ѕеkаli, jаdi kеmungkinаn diа hаmil kесil реluаngnуа.

Sudаh рuаѕ dеngаn birаhi аku mеnуuruh Nia kеluаr bеlаkаngаn, аku kеluаr duluаn аgаr biѕа mеngаmаti kеаdааn. Sеtеlаh tidаk аdа оrаng ѕаtuрun, bаrulаh Nia kеluаr, kеmudiаn kаmi реrgi bеrlаwаnаn аrаh dаn bеrtеmu kеmbаli di ѕuаtu tеmраt. Sаmраi ѕааt ini hubungаnku dеngаn Nia mаѕih bеrjаlаn bаik, сumа nkаmi bеlum mеngulаng ара уаng udаh kаmi lаkukаn di WC.

Bеbеrара minggu ѕеtеlаh kеjаdiаn itu, аku mulаi mеndеngаr fаktа dаri tеmаn-tеmаnnуа bаhwа Nia itu ѕеbеnаrnуа сеwеk уаng gila Sеx. Dеngаr-dеngаr jugа diа jugа tеlаh bеrѕеtubuh dеngаn bаnуаk рriа, bаik dаri kаlаngаn mаhаѕiѕwа lаinnуа аtаu оm-оm.Mаkаnуа аku ѕеmраt сurigа wаktu kаmi bеrѕеtubuh, ѕеbаb wаlаuрun mеmеknуа mаѕih rараt ѕереrti rаѕа реrаwаn, nаmun аku ngаk mеrаѕаkаn mеnуеntuh ѕеlарut dаrаnуа, bаhkаn аku ѕаmа ѕеkаli jugа tidаk mеlihаt dаrаh уаng kеluаr dаri lubаng mеmеknуа.
Read More

Kamis, 04 Juli 2019

Kehilangan Memek Dian Yang Legit



AGEN POKER - Pengalamanku menjadi seorang Wanita Lesbian berawal sekitar setahun lalu. Di lokasi kostku terdapat seseorang yang kebetulan pun kuliah di kampus yang sama denganku walaupun dia lain fakultas, sebut saja namanya Dian.

Dian tidak punya kendaraan, jadi dia tidak jarang ikut mobilku ke kampus. Kami pun sering pergi ke mall atau nonton bersama, sampai-sampai dalam masa-masa yang singkat hubungan kami menjadi lumayan dekat.

Dian anaknya paling cantik (dia sekali-sekali mengerjakan pemotretan sebagai model dan pernah menjadi cover girl di di antara majalah remaja), kulitnya putih mulus dan badannya pun tinggi langsing.

Sebenarnya semenjak dari mula aku kenal dia aku telah suka dia, namun sekali lagi, perasaan tersebut kusimpan dalam-dalam sebab aku tidak tahu apakah dia pun seperti aku atau laksana gadis normal lainnya. Yang kutahu dia belum pernah punya pacar cowok juga.

Di malam hari kami tidak jarang main ke kamar setiap untuk ngobrol atau nonton film. Kamar Dian pun ada kamar mandinya dan seringkali dia melulu melilitkan handuk setelah berlalu mandi dan mengenakan pakaian di depanku.

AGEN TARUHAN POKER - Mungkin sebab aku perempuan juga, jadi dia tidak malu-malu, pikirku. Di kamar seringkali Dian melulu mengenakan baju kaos longgar tanpa BH atau celana dalam lagi. Aku tidak jarang mencuri-curi pandang ke kemaluannya yang ditumbuhi oleh bulu-bulu yang lebat. Hampir semua badannya ditumbuhi bulu-bulu halus dan ini meningkatkan keseksian dia.

Aku duduk bersila di depannya dan kami mulai membual seperti biasanya. Karena posisi dudukku dan baju tidurku yang lumayan pendek, Dian dapat menyaksikan kemaluanku dengan jelas, dan kuperhatikan dia sejumlah kali menyaksikan ke arah situ.

AGEN DOMINO QQ - Pembicaraan kami juga berlanjut dan Dian menanyakan aku apakah aku pernah pacaran dengan wanita, sebab dia heran mengapa sampai ketika ini aku belum pernah punya pacar cowok. Aku bilang belum dan aku tidak melanjutkan jawabanku lagi.

Hal yang sama kutanyakan ke Dian dan jawabannya sungguh di luar dugaanku. Dian mengaku bila sebenarnya dia ialah seorang lesbian dan dia pernah punya pacar perempuan sewaktu di SMU. Terus terang, pernyataan tersebut membuat hatiku berbunga-bunga sebab dia ialah wanita kesatu yang kusuka dan kebetulan pun seorang lesbian.

AGEN CEME - Aku beranikan guna berterus cerah ke Dian bila aku pun seperti dia dan bahwa telah lama aku memendam perasaan padanya.

Dian tersenyum dan menuliskan bahwa dia pun punya perasaan yang sama, tapi pun tidak berani menuliskan yang sebetulnya kepadaku sebelum dia yakin bila aku pun suka sama dia. Dian lantas merebahkan kepalanya di pangkuanku.

Beberapa saat lantas Dian mengajakku naik ke ranjang. Kami berciuman lama sekali, dan itulah empiris kesatuku berciuman dengan seseorang.

Dian kelihatan telah cukup berpengalaman dan tangannya mulai turun dan memegang buah dadaku. Aku telah mulai terangsang dan aku mohon dia untuk mencungkil baju tidurku.

AGEN CAPSA SUSUN - Sambil berdiri, Dian mencungkil baju kaos yang dikenakannya, namun masih mengenakan celana dalamnya. Kemudian dia unik baju tidurku ke atas sampai-sampai aku istirahat telentang di hadapannya tanpa mengenakan apa-apa lagi.

Dian lantas mulai menciumi buah dadaku dan menjilati kedua putingku. Aku sudah paling terangsang dan kemaluanku mulai basah.

Memek Indonesia Bokep Jilbab Hot
Ciuman Dian mulai turun dan dia lantas membuka kedua kakiku lebar-lebar. Rambut kemaluanku disibakkan dan Dian mulai menjilati klitorisku. Aku terus merintih sambil memejamkan mata.

Hanya dalam selang waktu sejumlah menit aku merasakan ciuman kesatuku, sentuhan seorang perempuan dan kini kesatu kalinya pun seseorang menjilati kemaluanku.

Setelah puas menjilatiku, dia memintaku untuk mengerjakan hal yang sama kepadanya. Aku mulai dengan menjilati buah dadanya yang cukup besar dan putingnya yang berwarna merah kecoklatan.

Baca juga ==> Menyetubuhi adek Nana

Putingnya pun besar dan kelihatannya sensitif sekali, sebab Dian langsung mendesah-desah dengan keras begitu aku menjilati putingnya. Dian memintaku guna menjilati kemaluannya, namun aku masih belum puas bermain-main dengan putingnya yang seksi itu.

Jilatanku terus turun hingga ke kemaluannya. Celana dalamnya belum kulepaskan, dan di sebelah kiri kanan celananya tampak rambut kemaluannya yang lebat. Aku mulai dengan menjilati sebelah kiri dan kanan selangkangannya.

Dian terus mendesah dan membuka kakinya lebih lebar lagi. Dia memintaku untuk mencungkil celananya, dan seraya pantatnya diusung sedikit, kulepaskan celana dalamnya perlahan-lahan, dan terlihatlah dengan jelas kemaluannya.

AGEN JUDI KARTU - Kulanjutkan dengan menjilati kemaluannya, matanya dipejamkan dan kedua tangannya diletakkan di atas kepalaku seraya sedikit menekan-nekan dan menunjukkan jilatanku ke klitorisnya. Ternyata menjilati kemaluan wanita paling nikmat, lebih dari yang sekitar ini kubayangkan.

Aku membuka bibir kemaluan Dian dan kujilati unsur dalamnya yang berwarna kemerahan. Dian sudah paling basah dan semakin keras mengerang.

Kemudian Dian memintaku guna bangun dan mengerjakan Posisi Gaya 69 dengan tubuhku sedang di atas tubuhnya.

Kami saling menjilati memek masing2 sampai kesudahannya kami sejumlah kali orgasme. Setelah lelah, kami berciuman pulang dan tidur berdekapan sepanjang malam. Aku benar-benar merasakan pengalaman kesatuku ini, lagipula dengan Cewek Indo Cantik Lesbian laksana Dian.

Setelah malam itu, kami tidak jarang bercinta. Kadang-kadang aku menginap di kamarnya atau dia di kamarku. Memang kami tidak berani guna tidur bareng setiap malam guna menghindari omongan teman-teman kost lainnya.

Percintaan kami selesai dua bulan yang kemudian waktu Dian beserta keluarganya pindah ke Australia. Aku paling kehilangan dirinya dan tidak tahu apakah aku bakal mendapatkan orang laksana dirinya lagi.
Read More

Sabtu, 15 Juni 2019

Menyetubuhi Adek Nana


Sejak berkeluarga dan tinggal di Jakarta aku selalu sempatkan pulang mudik menengok orang tua di Yogyakarta setiap hari raya Idul Fitri. Aku paling suka mudik dengan mobil sendiri. Saat anak-anakku masih kecil aku menyupir sendiri sampai ke rumah orang tua. Kemudian saat anakku sudah besar dan dewasa, merekalah yang bawa mobil.

Kalau pulang mudik aku paling senang lewat jalur selatan yang tidak begitu ramai dan jarang ada kemacetan. Dan yang paling aku suka adalah saat aku melewati desa Redjo Legi menjelang masuk kota Purworejo. Disitu tinggal pamanku, yang aku biasa panggil Pak De, dia adik sepupu bapakku. Aku sangat akrab dengannya karena anaknya yang seumur denganku indekost di rumahku. Kalau hari libur aku sering diajak pulang ke Redjo Legi cari belut. Depan rumahnya yang hingga kini masih merupakan sawah yang terbentang selalu ada belut untuk kami tangkap dan goreng.

AGEN POKER - Nostalgia macam itulah yang membuat aku selalu ingin mengenang kembali masa kecilku dengan menyempatkan mampir kerumah Pak Lik setiap aku pulang mudik. Dan ada yang tidak berubah di rumah Pak De sejak aku kecil dulu, yaitu rumahnya yang berdinding gedek kulit bambu itu. Indahnya gedek macam itu adalah fungsi sirkulasi udaranya sangat bagus karena gedeknya itu bercelah-celah akibat jalinan bambu yang tidak mungki bisa rapat benar.

Dan saat pagi hari matahari akan menembusi gedek itu sehingga panasnya cukup untuk membangunkan kami yang maunya masih bermalas-malas di amben, istilah setempat untuk balai-balai yang terbuat dari bambu. Kondisi dan suasana itulah pulalah yang semakin membuat aku selalu mampir di rumah Pak De setiap aku pulang mudik. Dan walaupun saat usianya sudah lebih dari 50 tahun atau 20 tahun di atas saya, tetapi Pak De tetap nampak gagah dan sehat.

Dua tahun yang lalu Bu De meninggal dunia karena sakit sehingga kini Pak De menjadi duda. Untuk menopang kegiatannya sehari-hari Pak De dibantu pelayan kecil dari kampungnya untuk mencuci pakaiannya dan masak ala kadarnya. Apabila sudah tidak ada lagi yang dikerjakan dia pulang ke rumahnya yang tidak jauh dari rumah Pak De. Akhirnya Pak De menjadi terbiasa hidup sendirian di rumahnya.

Sanak saudaranya yang menyarankan untuk kawin lagi agar ada perempuan yang membuatkan kopi di pagi hari atau menjadi teman saat bertandang ke sanak keluarga, tetapi Pak De belum juga menemukan jodohnya yang sesuai dengan keinginan hatinya. Walaupun pendidikannya cukup tinggi, waktu itu sudah menyandang titel BA atau sarjana muda, kegiatannya sehari-hari dari dulu hingga kini adalah tani. Dia menggarap sendiri sawahnya.

Tahun ini aku dan istriku terpaksa pulang mudik berdua saja. Anak-anakku punya acara sendiri bersama teman-temannya yang susah aku pengaruhi untuk ikut menemani kami. Ya, sudah. Aku nggak suka memaksa-maksa anak. Mereka perlu dewasa dan belajar mengambil keputusan sendiri. Menjelang masuk kota Kroya jam menunjukkan pukul 2 siang saat aku merasa agak tidak enak badan. Badanku agak demam dan kepalaku pusing. Sambil pesan agar nyopirnya nggak usah buru-buru, istriku memberi obat berupa puyer anti masuk angin yang selalu dia bawa saat bepergian jauh.
Sesudah aku meminumnya rasa badanku agak lumayan, pusingku sedikit berkurang. Tetapi tetap saja tidak senyaman kalau badan lagi benar-benar sehat. Menjelang memasuki desa Redjo Legi menuju rumah Pak De aku merasakan sakitku tak bisa tertahan lagi. Kupaksakan terus jalan pelan-pelan hingga tepat jam 5 sore mobilku memasuki halaman rumah Pak De yang dengan penuh kehangatan menyambut kami.

AGEN TARUHAN POKER - Ketika dia tahu aku sakit, dia panggil embok-embok di kampungnya yang biasa mijit dan kerokan, kebiasaan orang Jawa kalau sakit badannya di kerok dengan mata uang logam untuk mengeluarkan anginnya. Ketika sakitku tidak berkurang juga akhirnya istriku membawa aku ke dokter yang tidak jauh dari rumah Pak De. Aku dikasih obat dan disuruh banyak istirahat dan tidur. Sepulang dari dokter Pak De sudah merepotkan dirinya dengan menyediakan makan malam. Sebelum minum obat istriku menyuruh aku makan dulu barang sedikit. Dan seusai aku minum obat, aku langsung diserang kantuk yang luar biasa. Rupanya dokter telah memberikan obat tidur padaku. Aku langsung tertidur pulas.

Sekitar pukul 2 atau 3 malam, aku tidak begitu pasti, aku dibangunkan oleh suara berisik amben bambu dibarengi suara rintihan dan desahan halus dari sebelah dinding kamarku. Kantukku masih sangat memberati mataku. Aku meraba-raba istriku tetapi tak kutemukan, mungkin dia sedang turun kencing. Di rumah Pak De kamar-kamar tidurnya tidak dilengkapi lampu.

Cahaya dalam kamar cukup didapat dari imbas lampu di ruang tamu yang sekaligus ruang keluarga yang tembus ke dinding bambu yang banyak celah lubangnya itu. Suara amben yang terus mengganggu kupingku memaksa aku mengintip ke celah dinding. Apa yang kemudian aku lihat langsung memukul diriku. Aku terpana dan limbung. Kepalaku yang pusing karena sakit langsung kambuh.

Aku kembali terkapar dengan jantungku yang berdegup cepat dan keras. Benarkah Dik Nana istriku telah tega mengkhianati aku? Benarkah Pak De yang aku selalu baik padanya telah tega menggauli istriku yang mestinya dianggap sama dengan istri anaknya juga? Apakah kekuranganku Dik Nana? Apakah karena kesibukkanku yang selalu merampas waktuku sehingga kamu merasa berhak untuk menerima orang lain?

AGEN DOMINO QQ - Apakah karena hanya itu sebagaimana yang sering kamu keluhkan padaku? Ataukah Pak De yang sudah 2 tahun men-duda telah membujuk rayu padamu dan kamu tak mampu menolaknya? Ah, sejuta pertanyaan yang aku nggak mampu menjawabnya karena semakin menambah pusing kepalaku. Sementara berisik amben itu semakin tak terkendali. Dan rintihan Dik Nana serta desahan berat Pak De semakin jelas di kupingku. Aku tak mampu bangun karena obat yang aku minum membuat aku limbung kalau nggak ada yang menuntunku. Aku hanya bisa kembali ngintip dari celah dinding itu.

Kulihat Pak De sedang mengayun-ayun kontolnya yang lumayan gede ke lubang memek istriku sambil mencium Dik Nana penuh nafsu. Sementara Dik Nana memegangi dan meremas rambut Pak De untuk memastikan bibir-bibir mereka bisa tetap saling berpagut dan melumat. Suara kecupan saat bibir yang satu terlepas dari bibir yang lain kudengar terus beruntun. Sementara ayunan kontol Pak De yang semakin menghunjam-hunjam vagina istriku semakin membuat ambennya menjadi lebih berisik lagi.

“Pak De, Pak De, enaakk Pak De.. teruss Pak De.. oocchh.. hhmm.. Pak De..”, duh, rintihan Dik Nana yang sedemikian menikmati derita birahinya membuatku kepalaku semakin terpukul-pukul.
Darah yang naik ke kepalaku semakin membuatku pusing yang sedemikian hebatnya.

Dan desahan Pak De sendiri nggak kalah hebatnya. Sebagai lelaki sehat yang telah men-duda lebih dari 2 tahun tentu kandungan libidonya sangat menumpuk. Bukan tidak mungkin dialah yang memulai dan melemparkan bujuk rayu pada istriku sementara dia tahu aku nggak akan mudah terbangun karena obat tidurku ini. Kembali aku ngintip ke dinding. Kulihat buah dada dan istriku yang masih demikian ranum dengan pentilnya yang tegak kencang menusuk ke depan sudah terbongkar dari kantung BH-nya.

Itu pasti ulah Pak De yang membetotnya keluar untuk dia lumat-lumat bukitnya dan sedoti pentilnya hingga kuyup oleh ludahnya. Kulihat bagaimana ketiak istriku yang terbuka saat memegangi kepala dan meremasi rambut Pak De. Pasti lidah dan ludah Pak De juga sudah melumati dan menjilati hingga basah kuyup pada ketiak Dik Nana yang sangat sensual itu. Kembali aku ambruk ke ambenku.

AGEN CEME - Rasa nyut-nyut di kepalaku sangat menyakitkan. Tanganku berusaha memijit-mijt untuk mengurangi rasa sakitnya. Tetapi setiap kali aku tergoda untuk kembali ngintip di lubang dinding. Kulihat kontol Pak De serasa semakin sesak menembusi vagina Dik Nana. Dia tarik keluar pelan dengan dibarengi desahan beratnya dan rintihan Dik Nana, kemudian mendorongnya masuk kembali dengan desahan dan rintihan mereka lagi.

Dia lakukan itu berulang-ulang dan desahan serta rintihannya juga terdengar mengulang-ulang. Kemudian kulihat tusukan kontol Pak De makin dipercepat. Mungkin kegatalannya pada kelamin-kelamin mereka makin menjadi-jadi. Pak De tidak lagi melumati bibir Dik Nana. Dia turun dari amben dan mengangkat satu tungkai kaki istriku dan mengangkat hingga menyentuh dadanya.

Dengan cara itu Pak De bisa lebih dalam menghunjamkan kontolnya ke memek istriku Dik Nana. Dan akibatnya kenikmatan yang tak terperi melanda istriku. Dia meremasi sendiri susunya sambil kepalanya yang rambutnya telah amburadul acak-acakan terus bergoyang ke kanan dan ke kiri menahan siksa nikmat yang terperi. Racauan terus keluar dari mulutnya. Mereka sudah sangat lupa diri. Mereka sudah tidak lagi memperhitungkan aku yang suaminya atau keponakannya yang kini berada di sebelah dinding dan tengah tergeletak sakit hampir mati.

AGEN CAPSA SUSUN - Kenikmatan nafsu birahi telah menghempaskan mereka ke sifat kebinatangan yang tak mengenal lagi ada rasa iba, martabat, hormat dan menghargai norma-norma hidup sebagaimana mestinya. Mereka sudah hangus terbakar dan berubah sifatnya menjadi gumpalan nafsu setan gentayangan. Aku terbatuk-batuk dan mual. Pusing kepalaku langsung menghebat.

Dengan suara yang sengaja kukeraskan aku mengeluarkan dahakku yang kemudian disusul dengan muntah-muntah. Aku berharap dengan tindakakanku itu segalanya menjadi berhenti. Mereka pasti akan bergegas menolong aku. Tetapi suara amben itu justru makin cepat dan kencang. Sehingga kini ada dua sumber berisik di dalam rumah Pak De ini. Suaraku yang orang sakit dan memerlukan pertolongan di kamar sebelah sini dan suara yang berkejar-kejaran dengan nafsu setan di kamar di sebelah sana.

Aku tahu mereka dalam keadaan tanggung. Puncak nikmat sudah dekat dan nafsu birahi untuk memuntahkan segalanya sudah di ubun-ubun. Mereka pasti berpikir, biarkan saja aku menunggu. Dan ketika saat puncak mereka akhirnya hadir suara-suara di rumah ini benar-benar gaduh. Aku yang muntah-muntah tanpa henti dengan suaraku seperi babi yang disembelih bercampur dengan suara Pak De bersama istriku berteriak histeris menerima kenyataan nikmat dari orgasme yang mereka raih. Untuk sesaat suara amben masih terdengar berisik untuk kemudian reda dan sunyi. Sementara disini aku masih mengeluarkan suara dari batukku disertai dengan rasa mau muntah yang keluar dari tenggorokanku.

Akhirnya istriku muncul di pintu. Dipegangnya kepalaku. Ah, kok makin panas mas, obatnya diminum lagi ya, katanya. Kemudian dengan kuat tangannya meringkus aku dan memaksakan obat cair masuk ke mulutku. Aku terlampau lemah untuk menolaknya.

Saat jari-jarinya memencet hidungku kesulitan nafasku memaksa aku menelan seluruh obat yang telah berada dalam rongga mulutku. Kemudian disuruhnya aku minum air hangat. Sebelum air itu habis kuteguk aku sudah kembali jatuh tertidur pulas. Dan aku nggak punya alibi sedikitpun atas apa yang selanjutnya terjadi di rumah ini hingga 6 jam kemudian saat aku terbangun.

Jam 9 pagi esoknya aku terbangun lemah. Pertama-tama yang kulihat adalah dinding dimana aku mengintai selingkuh istriku dengan Pak De. Aku marah pada dinding itu. Kenapa begitu banyak lubangnya sehingga aku bisa mengintip. Dan aku juga marah pada diriku kenapa aku yang sakit ini masih pengin mengintip ke dinding itu dan menyaksikan istriku menanggung nikmat saat kontol Pak De menggojlok kemaluannya. Tapi saat aku ingin teriak karena marah besarku istriku dia muncul di pintu. Pandangan matanya aku rasakan sangat lembut. Dia mendekat dan duduk di ambenku. Dia ganti kompres di kepalaku dengan elusan tangannya yang lembut sambil berkata,

“Mas Roso (begitu dia memanggilku) semalaman mengigau terus. Panas badannya tinggi. Aku jadi takut dan khawatir. Pak De bilang supaya aku ambil air dan kain untuk mengompres kepala Mas Roso”.
Saat mendengar mulutnya menyebut Pak De yang aku ingat betul nada suara dan pengucapannya persis sebagaimana aku dengar saat dia meracau penuh nikmat tadi malam, seketika darahku mendidih dan tanganku langsung mencekal blusnya dan ingin membantingnya ke tanah. Tetapi senyum teduhnya kembali hadir di bibirnya,

“Hah, apa lagi mas, apa lagi yang dirasakan, sayang”, ucapnya lembut tanpa prasangka dengan mukanya yang nampak tetap suci bersih.
Langsung didih darahku surut. Aku tak mampu melawan kelembutan dan senyumnya itu. Kutanyakan padanya di mana Pak De sekarang. Dia bilang Pak De ke sawah. Hari ini giliran dia untuk membuka pematang agar air mengalir kesawahnya. Dia juga bilang agar aku banyak istirahat saja dulu. Dia sudah menelpon orang tua di Yogya dari kantor telepon, mengabarkan bahwa aku sakit dan akan istirahat dulu di Redjo Legi. Kemudian dia beranjak dan kembali dengan sepiring bubur sum-sum, aku disuapinya.

AGEN JUDI KARTU - Aku jadi berpikir apa yang sesungguhnya terjadi tadi malam. Apakah panas badanku yang sedemikian rupa telah membawaku ke alam mimpi sampai aku mengigau sepanjang malam sebagaimana kata istriku, ataukah perselingkuhan Pak De dengan istriku itu memang benar-benar sebuah kenyataan? Kembali kepalaku berputar-putar rasanya. Istriku kembali men’cekok’i aku dengan obatnya. Dan aku kembali tertidur. Sebelum aku lelap benar, istriku dengan penuh kasih memeluk aku, mengelusi kepalaku sambil mendekatkan kedadanya. Pada saat itu aku merasakan semburat aroma yang lembut menerjang ke hidungku.

Aroma itu aku yakini adalah aroma ludah yang telah mengering pada buah dada dan bagian tubuh istriku yang lain. Tetapi obat tidurku tak memberi kesempatan padaku untuk melek lebih lama. Aku kembali pulas tertidur. Sampai kini, 6 bulan sesudah pulang mudikku itu, aku tetap tidak tahu apa yang sesungguhnya terjadi. Dan aku tidak mempunyai alibi apapun untuk mempertanyakan keinginan tahuku pada istriku. Yang mungkin bisa dan perlu aku lakukan adalah memilih jalur utara yang padat saat pulang mudik yang akan datang.
Read More

Selasa, 14 Mei 2019

Aku Merasakan Nikmatnya Tubuh Atasanku





Cerita Dewasa - Aku baru kerja 4 bulan di perusahaan asing di Jakarta bos saya namanya Donny yang berasal dari

USA umurnya 45 tahun dengan waktu yang cepat kami semua karyawan sudah kenal dekat dengan Chris

biasanya dipanggil seperti itu.

Hobi kita sama yaitu bermain golf perusahaan kami bergerak di bidang advertising katanya teman

sekantor istri dari sibos cantik tubuhnya seksi kayak bintang Hollywood, karena aku belum pernah

melihat istri si Bos, hanya meilhat fotonya yang terpampang di ruangannya.



AGEN POKER - Meja kantor saya memang aku desain dengan nyaman dan aku selipakn foto aku dan istriku Tania yang

berasal dari Bandung dan berumur 26 tahun, di meja kerja saya. Pada waktu Donny melihat foto itu,

secara spontan dia memuji kecantikan Tania dan sejak saat itu pula saya mengamati kalau Donny sering

melirik ke foto itu, apabila kebetulan dia datang ke ruang kerja saya.



AGEN TARUHAN POKER - Suatu hari Donny mengundang saya untuk makan malam di rumahnya, katanya untuk membahas suatu proyek,

sekaligus untuk lebih mengenal istri masing-masing.



“Dik, nanti malam datang ke rumah ya, ajak istrimu Tania juga, sekalian makan malam”.



“Lho, ada acara apa boss?”, kataku sok akrab.



“Ada proyek yg harus diomongin, sekalian biar istri saling kenal gitu”.



“Okelah!”, kataku.



Sesampainya di rumah, undangan itu aku sampaikan ke Tania. Pada mulanya Tania agak segan juga untuk

pergi, karena menurutnya nanti agak susah untuk berkomunikasi dalam bahasa Inggris dengan mereka. Akan

tetapi setelah kuyakinkan bahwa Donny dan Istrinya sangat lancar berbahasa Indonesia, akhirnya Tania

mau juga pergi.



“Ada apa sih Mas, kok mereka ngadain dinner segala?”.



“Tau, katanya sih, ada proyek apa.., yang mau didiskusikan”.



“Ooo.., gitu ya”, sambil tersenyum. Melihat dia tersenyum aku segera mencubit pipinya dengan gemas.

Kalau melihat Tania, selalu gairahku timbul, soalnya dia itu seksi sekali. Rambutnya terurai panjang,

dia selalu senam so.., punya tubuh ideal, dan ukurannya itu 34B yang padat kencang.



Pukul 19.30 kami sudah berada di apartemen Donny yang terletak di daerah Jl. Gatot Subroto. Aku

mengenakan kemeja batik, sementara Tania memakai stelan rok dan kemeja sutera. Rambutnya dibiarkan

tergerai tanpa hiasan apapun.



Sesampai di Apertemen no.1009, aku segera menekan bel yang berada di depan pintu. Begitu pintu

terbuka, terlihat seorang wanita bule berumur kira-kiar 32 tahun, yang sangat cantik, dengan tinggi

sedang dan berbadan langsing, yang dengan suara medok menegur kami.



“Oh Diko dan Tania yah?, silakan.., masuk.., silakan duduk ya!, saya Lillian istrinya Donny”.



Ternyata Lillian badannya sangat bagus, tinggi langsing, rambut panjang, dan lebih manis

dibandingkan dengan fotonya di ruang kerja Donny. Dengan agak tergagap, aku menyapanya.

“Hallo Mam.., kenalin, ini Tania istriku”.



Setelah Tania berkenalan dengan Lillian, ia diajak untuk masuk ke dapur untuk menyiapkan makan malam,

sementara Donny mengajakku ke teras balkon apartemennya.



“Gini lho Dik.., bulan depan akan ada proyek untuk mengerjakan iklan.., ini.., ini.., dsb. Berani

nggak kamu ngerjakan iklan itu”.



“Kenapa nggak, rasanya perlengkapan kita cukup lengkap, tim kerja di kantor semua tenaga terlatih,

ngeliat waktunya juga cukup. Berani!”.



Aku excited sekali, baru kali itu diserahi tugas untuk mengkordinir pembuatan iklan skala besar.

Senyum Donny segera mengembang, kemudian ia berdiri merapat ke sebelahku.



“Eh Dik.., gimana Lillian menurut penilaian kamu?”, sambil bisik-bisik.



“Ya.., amat cantik, seperti bintang film”, kataku dengan polos.



“Seksi nggak?”.



“Lha.., ya.., jelas dong”.



“Umpama.., ini umpama saja loo.., kalo nanti aku pinjem istrimu dan aku pinjemin Lillian untuk kamu

gimana?”.



Mendenger permintaan seperti itu terus terang aku sangat kaget dan bingung, perasanku sangat shock dan

tergoncang. Rasanya kok aneh sekali gitu.



Sambil masih tersenyum-senyum, Donny melanjutkan, “Nggak ada paksaan kok, aku jamin Tania dan

Lillian pasti suka, soalnya nanti.., udah deh pokoknya kalau kau setuju.., selanjutnya serahkan pada

saya.., aman kok!”.



Membayangkan tampang dan badan Lillian aku menjadi terangsang juga. Pikirku kapan lagi aku bisa

menunggangi kuda putih? Paling-paling selama ini hanya bisa membayangkan saja pada saat menonton blue

film.



Tapi dilain pihak kalau membayangkan Tania dikerjain si bule ini, yang pasti punya senjata yang besar,

rasanya kok tidak tega juga. Tapi sebelum saya bisa menentukan sikap, Donny telah melanjutkan dengan

pertanyaan lagi, “Ngomong-ngomong Tania sukanya kalo making love style-nya gimana sih?”.



Tanpa aku sempat berpikir lagi, mulutku sudah ngomong duluan, “Dia tidak suka style yang aneh-aneh,

maklum saja gadis pingitan dan pemalu, tapi kalau vaginanya dijilatin, maka dia akan sangat

terangsang!”.



“Wow.., aku justru pengin sekali mencium dan menjilati bagian vagina, ada bau khas wanita terpancar

dari situ.., itu membuat saya sangat terangsang!”, kata Donny.



“Kalau Lillian sangat suka main di atas, doggy style dan yang jelas suka blow-job” lanjutnya.

Mendengar itu aku menjadi bernafsu juga, belum-belum sudah terasa ngilu di bagian bawahku membayangkan

senjataku diisap mulut mungil Lillian itu.



Kemudian lanjut Donny meyakinkanku, “Oke deh.., enjoy aja nanti, biar aku yang atur. Ngomong-ngomong

my wife udah tau rencana ini kok, dia itu orangnya selalu terbuka dalam soal seks.., jadi setuju aja”.



“Nanti minuman Tania aku kasih bubuk penghangat sedikit, biar dia agak lebih berani.., Oke.., yaa!”,

saya agak terkejut juga, apakah Donny akan memberikan obat perangsang dan memperkosa Rina? Wah kalau

begitu tidak rela aku.



Aku setuju asal Rina mendapat kepuasan juga. Melihat mimik mukaku yang ragu-ragu itu, Donny cepat-

cepat menambahkan,



“Bukan obat bius atau ineks kok. Cuma pembangkit gairah aja”, kemudian dia menjelaskan selanjutnya,

“Oke, nanti kamu duduk di sebelah Lillian ya, Tania di sampingku”.



AGEN DOMINO QQ - Selanjutnya acara makan malam berjalan lancar. Juga rencana Donny. Setelah makan malam selesai

kelihatannya bubuk itu mulai bereaksi. Rina kelihatan agak gelisah, pada dahinya timbul keringat

halus, duduknya kelihatan tidak tenang, soalnya kalau nafsunya lagi besar, dia agak gelisah dan

keringatnya lebih banyak keluar.



Melihat tanda-tanda itu, Donny mengedipkan matanya pada saya dan berkata pada Tania, “Nin.., mari

duduk di depan TV saja, lebih dingin di sana!”, dan tampa menunggu jawaban Tania, Donny segera

berdiri, menarik kursi Tania dan menggandengnya ke depan TV 29 inchi yang terletak di ruang tengah.

Aku ingin mengikuti mereka tapi Lillian segera memegang tanganku.



“Dik, diliat aja dulu dari sini, ntar kita juga akan bergabung dengan mereka kok”. Memang dari ruang

makan kami dapat dengan jelas menyaksikan tangan Donny mulai bergerilya di pundak dan punggung

Tania, memijit-mijit dan mengusap-usap halus.



Sementara Tania kelihatan makin gelisah saja, badannya terlihat sedikit menggeliat dan dari mulutnya

terdengar desahan setiap kali tangan Donny yang berdiri di belakangnya menyentuh dan memijit

pundaknya.



AGEN CEME - Lillian kemudian menarikku ke kursi panjang yang terletak di ruang makan. Dari kursi panjang tersebut,

dapat terlihat langsung seluruh aktivitas yang terjadi di ruang tengah, kami kemudian duduk di kursi

panjang tersebut.



Terlihat tindakan Donny semakin berani, dari belakang tangannya dengan trampil mulai melepaskan

kancing kemeja batik Tania hingga kancing terakhir. BH Tania segera menyembul, menyembunyikan dua

bukit mungil kebanggaanku dibalik balutannya.



Kelihatan mata Tania terpejam, badannya terlihat lunglai lemas, aku menduga-duga,



“Apakah Tania telah diberi obat tidur, atau obat perangsang oleh Donny?, atau apakah Tania pingsan

atau sedang terbuai menikmati permainan tangan Donny?”.



Tania tampaknya pasrah seakan-akan tidak menyadari keadaan sekitarnya. Timbul juga perasaan cemburu

berbarengan dengan gairah menerpaku, melihat Tania seakan-akan menyambut setiap belaian dan usapan

Donny dikulitnya dan ciuman nafsu Donny pun disambutnya dengan gairah.



Melihat apa yang tengah diperbuat oleh si bule terhadap istriku, maka karena merasa kepalang tanggung,

aku juga tidak mau rugi, segera kualihkan perhatianku pada istri Donny yang sedang duduk di

sampingku.



Niat untuk merasakan kuda putih segera akan terwujud dan tanganku pun segera menyelusup ke dalam rok

Lillian, terasa bukit kemaluannya sudah basah, mungkin juga telah muncul gairahnya melihat suaminya

sedang mengerjai wanita mungil.



AGEN CAPSA SUSUN - Dengan perlahan jemariku mulai membuka pintu masuk ke lorong kewanitaannya, dengan lembut jari

tengahku menekan clitorisnya. Desahan lembut keluar dari mulut Lillian yang mungil itu, “aahh..,

aaghh.., aagghh”, tubuhnya mengejang, sementara tangannya meremas-remas payudaranya sendiri.



Sementara itu di ruang sebelah, Donny telah meningkatkan aksinya terhadap Tania, terlihat Tania

telah dibuat polos oleh Donny dan terbaring lunglai di sofa.



Badan Tania yang ramping mulus dengan buah dadanya tidak terlalu besar, tetapi padat berisi, perutnya

yang rata dan kedua bongkahan pantatnya yang terlihat mulus menggairahkan serta gundukan kecil yang

membukit yang ditutupi oleh rambut-rambut halus yang terletak diantara kedua paha atasnya terbuka

dengan jelas seakan-akan siap menerima serangan-serangan selanjutnya dari Donny.



Kemudian Donny menarik Tania berdiri, dengan Donny tetap di belakangnya, kedua tangan Donny

menjelajahi seluruh lekuk dan ngarai istriku itu. Aku sempat melihat ekspresi wajah Tania, yang dengan

matanya yang setengah terpejam dan dahinya agak berkerut seakan-akan sedang menahan suatu kenyerian

yang melanda seluruh tubuhnya dengan mulutnya yang mungil setengah terbuka.



Menunjukan Tania menikmati benar permainan dari Donny terhadap badannya itu, apalagi ketika jemari

Donny berada di semak-semak kewanitaannya, sementara tangan lain Donny meremas-remas puting

susunya, terlihat seluruh badan Tania yang bersandar lemas pada badan Donny, bergetar dengan hebat.



Saat itu juga tangan Lillian telah membuka zipper celana panjangku, dan bagaikan orang kelaparan terus

berusaha melepas celanaku tersebut. Untuk memudahkan aksinya aku berdiri di hadapannya, dengan

melepaskan bajuku sendiri.



Setelah Lillian selesai dengan celanaku, gilirannya dia kutelanjangi. Wow.., kulit badannya mulus

seputih susu, payudaranya padat dan kencang, dengan putingnya yang berwarna coklat muda telah

mengeras, yang terlihat telah mencuat ke depan dengan kencang.



Aku menyadari, kalau diadu besarnya senjataku dengan Donny, tentu aku kalah jauh dan kalau aku

langsung main tusuk saja, tentu Lillian tidak akan merasa puas, jadi cara permainanku harus memakai

teknik yang lain dari lain.



Maka sebagai permulaan kutelusuri dadanya, turun ke perutnya yang rata hingga tiba di lembah diantara

kedua pahanya mulus dan mulai menjilat-jilat bibir kemaluannya dengan lidahku.



Kududukkan Lillian kembali di sofa, dengan kedua kakinya berada di pundakku. Sasaranku adalah

vaginanya yang telah basah. Lidahku segera menari-nari di permukaan dan di dalam lubang vaginanya.



Menjilati clitorisnya dan mempermainkannya sesekali. Kontan saja Lillian berteriak-teriak keenakan

dengan suara keras,



” Ooohh.., oohh.., sshh.., sshh”. Sementara tangannya menekan mukaku ke vaginanya dan tubuhnya

menggeliat-geliat. Tanganku terus melakukan gerakan meremas-remas di sekitar payudaranya. Pada saat

bersamaan suara Tania terdengar di telingaku saat ia mendesah-desah,



“Oooh.., aagghh!”, diikuti dengan suara seperti orang berdecak-decak. Tak tahu apa yang diperbuat

Donny pada istriku, sehingga dia bisa berdesah seperti itu. Tania sekarang telah telentang di atas

sofa, dengan kedua kakinya terjulur ke lantai dan Donny sedang berjongkok diantara kedua paha Tania

yang sudah terpentang dengan lebar.



Kepalanya terbenam diantara kedua paha Tania yang mulus. Bisa kubayangkan mulut dan lidah Donny

sedang mengaduk-aduk kemaluan Tania yang mungil itu. Terlihat badan Tania menggeliat-geliat dan kedua

tangannya mencengkeram rambut Donny dengan kuat. ‘’



Aku sendiri makin sibuk menjilati vagina Lillian yang badannya terus menggerinjal-gerinjal keenakan

dan dari mulutnya terdengar erangan,



“Ahh.., yaa.., yaa.., jilatin.., Ummhh”. Desahan-desahan nafsu yang semakin menegangkan otot-otot

penisku.



“Aahh.., Dik.., akuu.., aakkuu.., oohh.., hh!”, dengan sekali hentakan keras pinggul Lillian menekan

ke mukaku, kedua pahanya menjepit kepalaku dengan kuat dan tubuhnya menegang terguncang-guncang dengan

hebat dan diikuti dengan cairan hangat yang merembes di dinding vaginanya pun semakin deras, saat ia

mencapai organsme.



Tubuhnya yang telah basah oleh keringat tergolek lemas penuh kepuasan di sofa. Tangannya mengusap-usap

lembut dadaku yang juga penuh keringat, dengan tatapan yang sayu mengundangku untuk bertindak lebih

jauh.



Ketika aku menengok ke arah Donny dan istriku, rupanya mereka telah berganti posisi. Tania kini

telentang di sofa dengan kedua kakinya terlihat menjulur di lantai dan pantatnya terletak pada tepi

sofa, punggung Tania bersandar pada sandaran sofa.



Sehingga dia bisa melihat dengan jelas bagian bawah tubuhnya yang sedang menjadi sasaran tembak

Donny. Donny mengambil posisi berjongkok di lantai diantara kedua paha Tania yang telah terpentang

lebar.



Aku merasa sangat terkejut juga melihat senjata Donny yang terletak diantara kedua pahanya yang

berbulu pirang itu, penisnya terlihat sangat besar kurang lebih panjangnya 20 cm dengan lingkaran yang

kurang lebih 6 cm dan pada bagian kepala penisnya membulat besar bagaikan topi baja tentara saja.



Terlihat Donny  memegang penis raksasanya itu, serta di usap-usapkannya di belahan bibir kemaluan

Tania yang sudah sedikit terbuka, terlihat Tania dengan mata yang terbelalak melihat ke arah senjata

Donny  yang dahsyat itu, sedang menempel pada bibir vaginanya.



Kedua tangan Tania kelihatan mencoba menahan badan Donny  dan badan Tania terlihat agak melengkung,

pantatnya dicoba ditarik ke atas untuk mengurangi tekanan penis raksasa Donny  pada bibir vaginanya.



Akan tetapi dengan tangan kanannya tetap menahan pantat Tania dan tangan kirinya tetap menuntun

penisnya agar tetap berada pada bibir kemaluan Tania, sambil mencium telinga kiri Tania, terdengar

Donny  berkata perlahan,



“Niinn.., maaf yaa.., saya mau masukkan sekarang.., boleh?”, terlihat kepala Nini hanya menggeleng-

geleng kekiri kekanan saja, entah apa yang mau dikatakannya, dengan pandangannya yang sayu menatap ke

arah kemaluannya yang sedang didesak oleh penis raksasa Donny  itu dan mulutnya terkatup rapat

seakan-akan menahan kengiluan.



Donny , tanpa menunggu lebih lama lagi, segera menekan penisnya ke dalam lubang vagina Tania yang

telah basah itu, biarpun kedua tangan Tania tetap mencoba menahan tekanan badan Donny.



Mungkin, entah karena tusukan penis Donny yang terlalu cepat atau karena ukuran penisnya yang over

size, langsung saja Tania berteriak kecil,






“Aduuh.., pelan-pelan.., sakit nih”, terdengar keluhan dari mulutnya dengan wajah yang agak meringis,

mungkin menahan rasa kesakitan. Kedua kaki Tania yang mengangkang itu terlihat menggelinjang.



Kepala penis Donny yang besar itu telah terbenam sebagian di dalam kemaluan Tania, kedua bibir

kemaluannya menjepit dengan erat kepala penis Donny, sehingga belahan kemaluan Tania terlihat

terkuak membungkus dengan ketat kepala penis Donny itu.Cerita Sex Dewasa



Kedua bibir kemaluan Tania tertekan masuk begitu juga clitoris Tania turut tertarik ke dalam akibat

besarnya kemaluan Donny.



Donny menghentikan tekanan penisnya, sambil mulutnya mengguman, “Maaf.., Nin.., saya sudah

menyakitimu.., maaf yaa.., Niin!”.



“aagghh.., jangan teerrlalu diipaksakan.., yaahh.., saayaa meerasa.., aakan.., terbelah.., niih..,

sakiitt.., jangan.., diiterusiinn”.



Tania mencoba menjawab dengan badannya terus menggeliat-geliat, sambil merangkulkan kedua tangannya di

pungung Donny.



“Niinn.., saya mau masukkan lagi.., yaa.., dan tolong katakan yaa.., kalau Tania masih merasa sakit”,

sahut Donny dan tanpa menunggu jawaban Tania, segera saja Donny melanjutkan penyelaman penisnya ke

dalam lubang vagina Tania yang tertunda itu, tetapi sekarang dilakukannya dengan lebih pelan pelan.



Ketika kepala penisnya telah terbenam seluruhnya di dalam lubang kemaluan Tania, terlihat muka Tania

meringis, tetapi sekarang tidak terdengar keluhan dari mulutnya lagi hanya kedua bibirnya terkatup

erat dengan bibir bawahnya terlihat menggetar.



Terdengar Donny bertanya lagi, “Niinn.., sakit.., yaa?”, Tania hanya menggeleng-gelengkan kepalanya,

sambil kedua tangannya meremas bahu Donny dan Donny segera kembali menekan penisnya lebih dalam,

masuk ke dalam lubang kemaluan Tania.



Secara pelahan-lahan tapi pasti, penis raksasa itu menguak dan menerobos masuk ke dalam sarangnya.

Ketika penis Donny telah terbenam hampir setengah di dalam lubang vagina Tania, terlihat Tania telah

pasrah saja dan sekarang kedua tangannya tidak lagi menolak badan Donny.



Akan tetapi sekarang kedua tangannya mencengkeram dengan kuat pada tepi sofa. Donny menekan lebih

dalam lagi, kembali terlihat wajah Tania meringis menahan sakit dan nikmat, kedua pahanya terlihat

menggeletar,



Tetapi karena Tania tidak mengeluh maka Donny meneruskan saja tusukan penisnya dan tiba-tiba saja,

“Blees”, Donny menekan seluruh berat badannya dan pantatnya menghentak dengan kuat ke depan

memepetin pinggul Tania rapat-rapat pada sofa.



Pada saat yang bersamaan terdengar keluhan panjang dari mulut Tania, “Aduuh”, sambil kedua tangannya

mencengkeram tepi sofa dengan kuat dan badannya melengkung ke depan serta kedua kakinya terangkat ke

atas menahan tekanan penis Donny di dalam kemaluannya.



Donny mendiamkan penisnya terbenam di dalam lubang vagina Tania sejenak, agar tidak menambah sakit

Tania sambil bertanya lagi,




“Niinn.., sakit.., yaa? Tahan dikit yaa, sebentar lagi akan terasa nikmat!”, Tania dengan mata

terpejam hanya menggelengkan kepalanya sedikit seraya mendesah panjang,



“aagghh.., kit!”, lalu Donny mencium wajah Tania dan melumat bibirnya dengan ganas. Terlihat pantat

Donny bergerak dengan cepat naik turun, sambil badannya mendekap tubuh mungil Tania dalam

pelukannya.



Tak selang lama kemudian terlihat badan Tania bergetar dengan hebat dari mulutnya terdengar keluhan

panjang,



“Aaduuh.., oohh.., sshh.., sshh”, kedua kaki Tania bergetar dengan hebat, melingkar dengan ketat pada

pantat Donny, Tania mengalami orgasme yang hebat dan berkepanjangan. Selang sesaat badan Tania

terkulai lemas dengan kedua kakinya tetap melingkar pada pantat Donny yang masih tetap berayun-ayun

itu.



aah, suatu pemandangan yang sangat erotis sekali, suatu pertarungan yang diam-diam yang diikuti oleh

penaklukan disatu pihak dan penyerahan total dilain pihak.



“Dik.., ayo aku mau kamu”, suara Lillian penuh gairah di telingaku. Kuletakkan kaki Lillian sama

dengan posisi tadi, hanya saja kini senjataku yang akan masuk ke vaginanya. Duh, rasanya kemaluan

Lillian masih rapet saja, aku merasakan adanya jepitan dari dinding vagina Lillian pada saat rudalku

hendak menerobos masuk.



“Lill.., kok masih rapet yahh”. Maka dengan sedikit tenaga kuserudukkan saja rudalku itu menerobos

liang vaginanya. “Aagghh”, mata Lillian terpejam, sementara bibirnya digigit.



AGEN JUDI KARTU - Tapi ekspresi yang terpancar adalah ekspresi kepuasan. Aku mulai mendorong-dorongkan penisku dengan

gerakan keluar masuk di liang vaginanya. Diiringi erangan dan desahan Lillian setiap aku menyodokkan

penisku, melihat itu aku semakin bersemangat dan makin kupercepat gerakan itu. Bisa kurasakan bahwa

liang kemaluannya semakin licin oleh pelumas vaginanya.



“Ahh.., ahh”, Lillian makin keras teriakannya.



“Ayo Dik.., terus”.



“Enakk.., eemm.., mm!”.



Tubuhnya sekali lagi mengejang, diiringi leguhan panjang, “Uuhh..hh..” “Lill.., boleh di dalam..,

yaah”, aku perlu bertanya pada dia, mengingat aku bisa saja sewaktu-waktu keluar.



“mm..”.



Kaki Lillian kemudian menjepit pinggangku dengan erat, sementara aku semakin mempercepat gerakan

sodokan penisku di dalam lubang kemaluannya. Lillian juga menikmati remasan tanganku di buah dadanya.



“Nih.., Lill.., terima yaa”.



Dengan satu sodokan keras, aku dorong pinggulku kuat-kuat, sambil kedua tanganku memeluk badan Lillian

dengan erat dan penisku terbenam seluruhnya di dalam lubang kemaluannya dan saat bersamaan cairan

maniku menyembur keluar dengan deras di dalam lubang vagina Lillian.



Badanku tehentak-hentak merasakan kenikmatan orgasme di atas badan Lillian, sementara cairan hangat

maniku masih terus memenuhi rongga vagina Lillian, tiba-tiba badan Lillian bergetar dengan hebat dan

kedua pahanya menjepit dengan kuat pinggul saya diikuti keluhan panjang keluar dari mulutnya,

“..aagghh.., hhm!”, saat bersamaan Lillian juga mengalami orgasme dengan dahsyat.



Setelah melewati suatu fase kenikmatan yang hebat, kami berdua terkulai lemas dengan masih berpelukan

erat satu sama lain. Dari pancaran sinar mata kami, terlihat suatu perasaan nikmat dan puas akan apa

yang baru kami alami.



Aku kemudian mencabut senjataku yang masih berlepotan dan mendekatkannya ke muka Lillian. Dengan

isyarat agar ia menjilati senjataku hingga bersih. Ia pun menurut. Lidahnya yang hangat menjilati

penisku hingga bersih. “Ahh..”. Dengan kepuasan yang tiada taranya aku merebahkan diri di samping

Lillian.



Kini kami menyaksikan bagaimana Donny sedang mempermainkan Tania, yang terlihat tubuh mungilnya

telah lemas tak berdaya dikerjain Donny, yang terlihat masih tetap perkasa saja. Gerakan Donny

terlihat mulai sangat kasar, hilang sudah lemah lembut yang pernah dia perlihatkan.



Mulai saat ini Donny mengerjai Tania dengan sangat brutal dan kasar. Tania benar-benar dipergunakan

sebagai objek seks-nya. Saya sangat takut kalau-kalau Donny menyakiti Tania, tetapi dilihat dari

ekspressi muka dan gerakan Tania ternyata tidak terlihat tanda-tanda penolakan dari pihak Tania atas

apa yang dilakukan oleh Donny terhadapnya.



Donny mencabut penisnya, kemudian dia duduk di sofa dan menarik Tania berjongkok diantara kedua

kakinya, kepala Tania ditariknya ke arah perutnya dan memasukkan penisnya ke dalam mulut Tania sambil

memegang belakang kepala Tania.



Dia membantu kepala Nindy bergerak ke depan ke belakang, sehingga penisnya terkocok di dalam mulut

Nindy. Kelihatan Nindy telah lemas dan pasrah, sehingga hanya bisa menuruti apa yang diingini oleh
Donny, hal ini dilakukan Donny kurang lebih 5 menit lamanya.


Donny kemudian berdiri dan mengangkat Nindy, sambil berdiri Donny memeluk badan Nindy erat-erat.

Kelihatan tubuh Nindy terkulai lemas dalam pelukan Donny yang ketat itu. Tubuh Nindy digendong

sambil kedua kaki Nindy melingkar pada perut Donny dan langsung Donny memasukkan penisnya ke dalam

kemaluan Nindy.



Ini dilakukannya sambil berdiri. Badan Nindy terlihat tersentak ke atas ketika penis raksasa Donny

menerobos masuk ke dalam lubang kemaluannya dari mulutnya terdengar keluhan, “aagghh!”, Nindy terlihat

seperti anak kecil dalam gendongan Donny.



Kaki Nindy terlihat merangkul pinggang Donny, sedangkan berat badannya disanggah oleh penis Donny.

Donny berusaha memompa sambil berdiri dan sekaligus mencium Nindy. Pantat Nindy terlihat merekah dan

tiba-tiba Donny memasukkan jarinya ke lubang pantat Nindy.



“Ooohh!”. Mendapat serangan yang demikian serunya dari Donny, badan Nindy terlihat menggeliat-geliat

dalam gendongan Donny. Suatu pemandangan yang sangat seksi.



Ketika Donny merasa capai, Nindy diturunkan dan Donny duduk pada sofa. Nindy diangkat dan

didudukan pada pangkuannya dengan kedua kaki Nindy terkangkang di samping paha Donny dan Donny

memasukkan penisnya ke dalam lubang kemaluan Nindy dari bawah.



Dari ruang sebelah saya bisa melihat penis raksasa Donny memaksa masuk ke dalam lubang kemaluan

Nindy yang kecil dan ketat itu. Vaginanya menjadi sangat lebar dan penis Donny menyentuh paha Nindy.



Kedua tangan Donny memegang pinggang Nindy dan membantu Nindy memompa penis Donny secara teratur,

setiap kali penis Donny masuk, terlihat vaginanya ikut masuk ke dalam dan cairan putih terbentuk di

pinggir bibir vaginanya. Ketika penisnya keluar, terlihat vaginanya mengembang dan menjepit penis

Donny. Mereka melakukan posisi ini cukup lama.



Kemudian Donny mendorong Nindy tertelungkup pada sofa dengan pantat Nindy agak menungging ke atas

dan kedua lututnya bertumpu di lantai. Donny akan bermain doggy style. Ini sebenarnya adalah posisi

yang paling disukai oleh Nindy.Cerita Sex Dewasa



Dari belakang pantat Nindy, Donny menempatkan penisnya diantara belahan pantat Nindy dan mendorong

penisnya masuk ke dalam lubang vagina Nindy dari belakang dengan sangat keras dan dalam, semua

penisnya amblas ke dalam vagina Nindy.



Jari jempol tangan kiri Donny dimasukkan ke dalam lubang pantat. Nindy setengah berteriak,

“aagghh!”, badannya meliuk-liuk mendapat serangan Donny yang dahsyat itu. Badan Nindy dicoba ditarik

ke depan, tapi Donny tidak mau melepaskan, penisnya tetap bersarang dalam lubang kemaluan Nindy dan

mengikuti arah badan Nindy bergerak.



Nindy benar-benar dalam keadaan yang sangat nikmat, desahan sudah berubah menjadi erangan dan erangan

sudah berubah menjadi teriakan, “Ooohhmm.., aaduhh!”. Donny mencapai payudara Nindy dan mulai

meremas-remasnya.



Tak lama kemudian badan Nindy bergetar lagi, kedua tangannya mencengkeram dengan kuat pada sofa, dari

mulutnya terdengar,



“Aahh.., aahh.., sshh.., sshh!”. Nindy mencapai orgasme lagi, saat bersamaan Donny mendorong habis

pantatnya sehingga pinggulnya menempel ketat pada bongkahan pantat Nindy, penisnya terbenam seluruhnya

ke dalam kemaluan Nindy dari belakang.



Sementara badan Nindy bergetar-getar dalam orgasmenya, Donny sambil tetap menekan rapat-rapat

penisnya ke dalam lubang kemaluan Nindy, pinggulnya membuat gerakan-gerakan memutar sehingga penisnya

yang berada di dalam lubang vagina Nindy ikut berputar-putar mengebor liang vagina Nindy sampai ke

sudut-sudutnya.



Setelah badan Nindy agak tenang, Donny mencabut penisnya dan menjilat vagina Nindy dari belakang.

Vagina Nindy dibersihkan oleh lidah Donny. Kemudian badan Nindy dibalikkannya dan direbahkan di

sofa. Donny memasukkan penisnya dari atas, sekarang tangan Nindy ikut aktif membantu memasukkan

penis Donny ke vaginanya.



Kaki Nindy diangkat dan dilingkarkan ke pinggang Donny. Donny terus menerus memompa vagina Nindy.

Badan Nindy yang langsing tenggelam ditutupi oleh badan Donny, yang terlihat oleh saya hanya pantat

dan lubang vagina yang sudah diisi oleh penis Donny.



Kadang-kadang terlihat tangan Nindy meraba dan meremas pantat Donny, sekali-kali jarinya di masukkan

ke dalam lubang pantat Donny.



Gerakan pantat Donny bertambah cepat dan ganas memompa dan terlihat penisnya yang besar itu dengan

cepat keluar masuk di dalam lubang vagina Nindy, tiba-tiba,



“Ooohh.., oohh!”, dengan erangan yang cukup keras dan diikuti oleh badannya yang terlonjak-lonjak,

Donny menekan habis pantatnya dalam-dalam, mememetin pinggul Nindy ke sofa, sehingga penisnya

terbenam habis ke dalam lubang kemaluan Nindy.



Pantat Donny terkedut-kedut sementara penisnya menyemprotkan spermanya di dalam vagina Nindy, sambil

kedua tangannya mendekap badan Nindy erat-erat. Dari mulut Nindy terdengar suara keluhan, “Sssh..,

sshh.., hhmm.., hhmm!”, menyambut semprotan cairan panas di dalam liang vaginanya.



Setelah berpelukan dengan erat selama 5 menit, Donny kemudian merebahkan diri di atas badan Nindy

yang tergeletak di sofa, tanpa melepaskan penisnya dari vagina Nindy. Nindy melihat ke saya dan

memberikan tanda bahwa yang satu ini sangat nikmat.



Aku tidak bisa melihat ekspresi Donny karena terhalang olah tubuh Nindy. Yang jelas dari sela-sela

selangkangan Nindy mengalir cairan mani. Kemudian Nindypun seperti kebiasaan kami membersihkan penis

Donny dengan mulutnya, itu membuat Donny mengelinjang keenakan.



Malam itu kami pulang menjelang subuh, dengan perasaan yang tidak terlupakan. Kami masih sempat

bermain 2 ronde lagi dengan pasangan itu.-

Read More

Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest



Popular Posts

BTemplates.com

Blogroll

About

Copyright © CERITA DEWASA | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com